News  

Menerima Silaturahmi Pengurus AJI Mataram, Kapolresta Mataram Sampaikan Permohonan Maaf

MATARAM (NTBNOW.CO) – Pemberitaan dugaan pungutan liar (pungli)  di Polresta Mataram yang mengakibatkan munculnya dugaan tindakan intimidasi terhadap jurnalis oleh oknum anggota polisi menimbulkan kecaman dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Mataram.

“Tujuan kami menghadap Kapolresta Mataram kali ini, ingin meluruskan terkait mekanisme yang berlaku di UU pers serta mendengar penjelasan langsung dari Kapolresta Mataram terkait kejadian dimaksud,” ungkap Haris Sapaan akrab Pimred Media NTB1 kepada media ini, (26/11).

Di dampingi beberapa pengurus AJI Mataram lainnya seperti Sekretaris AJI, Ketua Bidang Advokasi AJI serta beberapa pengurus lainnya, Haris menyampaikan beberapa hal terkait fungsi wartawan dalam menyampaikan sebuah pemberitaan serta peristiwa intimidasi yang diduga dilakukan kepada pemburu berita.

“Niat kami adalah perbaikan. Kami adalah kanal sehingga diharapkan semua yang kami beritakan menjadi masukan. Bila suatu saat terjadi hal serupa maka pimpinan medialah yang harus dicari bukan wartawannya,” tegas Haris.

Sepertinya ada yang keliru, lanjutnya, bila benar adanya oknum anggota polisi yang meminta untuk menghapus (takedown) sebuah pemberitaan, ini tentu melanggar Undang-undang Pers. Disamping itu kredibilitas perusahaan media juga perlu diperhatikan bila hal itu dilakukan.

Terkait adanya permintaan penghapusan berita memang tidak ada sama sekali penyataan yang keluar dari Kapolresta Mataram. Tetapi permintaan itu mungkin dilakukan oleh anggota, baik dari Polresta Mataram maupun dari Polda NTB.

Ia menyampaikan harapan semoga ini menjadi pembelajaran bagi kita semua. ”Kami sangat berharap agar apa yang terjadi ini tidak mempengaruhi sinergi yang telah terbangun baik antara jurnalis dengan Polresta Mataram,” katanya.

Sementara itu Kapolresta Mataram Kombes Pol Mustofa SIK MH menerima kedatangan pengurus AJI Mataram saat itu menyampaikan permohonan maaf atas apa yang terjadi. Peristiwa ini tentu untuk membenahi lembaga yang dipimpinnya agar semakin baik.

“Baik buruknya pekerjaan kepolisian tentu masyarakat yang akan menilai berdasarkan pemberitaan yang disajikan oleh rekan-rekan media,” ucap Kapolresta.

Selaku pimpinan di Polresta Mataram dirinya tidak anti kritik. Dengan pengalaman tiga kali menjadi Kapolres tentu membuat dirinya semakin matang untuk mengetahui banyak hal dan pengalaman terkait bagaimana kinerja anggotanya. Termasuk pula dengan pola kerja jurnalis selaku penyeimbang dan pengontrol kinerja sebuah lembaga pemerintah.

Ia melanjutkan dengan berita apapun Kapolresta Mataram sangat berterima kasih karena dengan cara itu menurutnya sebagai dasar pembenahan untuk menjadi lebih baik.

Terkait apa yang disampaikan teman-teman AJI, Kapolresta Mataram berjanji masalah ini akan diselidiki secara mendalam khususnya kepada oknum anggota di Polresta Mataram.

“Bila hasil penyelidikan kami terhadap anggota mengarah kepada dugaan yang dimaksud ataupun terbukti melakukan tindakan diluar ketentuan, maka kami pastikan anggota tersebut akan mendapat hukuman. Apakah hukuman disiplin, penundaan pangkat ataupun hukuman lainnya,” ucapnya meyakinkan.

Kapolresta menduga peristiwa ini karena miskomunikasi. Oleh karenanya menjadi pelajaran berharga kepada kami khususnya Kapolresta Mataram agar lebih meningkatkan peran pembinaan terhadap seluruh anggotanya.

Mustofa juga mengatakan, untuk meminimalisir terjadi miskomunikasi antaranggotaz, dirinya akan meningkatan pengawasan dan pembinaan terhadap seluruh anggota di semua unsur.

“Semoga hikmah dari peristiwa ini menjadikan Polresta Mataram lebih baik Sehingga dengan apa yang akan diupayakan tersebut mendapat hasil sesuai harapan masyarakat dan kita semua,” tutup Mustofa.(ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *