LOTENG (NTBNow)–Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki tiba di Bandara Internasional Abdul Majid Lombok, NTB, Rabu (26/01). Gubernur Provinsi NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, M.Sc dan jajaran menyambut kedatangan Menteri Koperasi dan UKM RI di Bumi 1000 Masjid.
Kedatangan Menteri Teten ke Provinsi NTB dalam rangka mematangkan Persiapan MotoGP di Mandalika, terutama terkait kesiapan UMKM dalam memasarkan produk-produk lokal saat event MotoGP berlansung.
“Kita kesini sebagai support system MotoGP, karena saya adalah salah satu Menteri yang ditunjuk Presiden untuk mematangkan persiapannya, terutama bagaimana agar UMKM kita dapat mengambil manfaat dari event tersebut. Selain itu juga untuk re-design program PLUT,” kata Menteri Teten.
Ia berharap bahwa event MotoGP pada Maret mendatang dapat menarik investasi, wisatawan dan meningkatkan perdagangan.
“Nantinya kita ingin, MotoGP ini bisa menarik investasi, turis dan meningkatkan perdagangan,” lanjutnya.
Selain itu, ia juga menyinggung fenomena Dana PEN yang dituntut Koperasi Serba Usaha (KSU) Rinjani kepada Pemprov NTB, berupa bantuan Satu Peternak Tiga Ekor Sapi.
Menteri Teten lugas menyampaikan bahwa tidak ada Program bantuan tersebut dalam Dana PEN yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah.
“Kalau Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), itu setahu saya tidak ada untuk program bantuan ternak. Kalau KUR ada yang tanpa agunan dan bisa diakses oleh siapapun, tidak harus melalui pihak lain, koperasi,” tegasnya.
Lebih lanjut, Menteri Teten menjelaskan program-program yang sedang dijalankan oleh Pemerintah Pusat melalui Kemenkop, seperti Hibah kepada Pedagang Kaki Lima (PKL) dan Program Restrukturisasi Pinjaman Subsidi KUR.
“Program yang kita lanjutkan yaitu hibah kepada Pedagang Kaki Lima yang jumlahnya sekitar satu juta, kemudian masih dalam program restrukturisasi pinjaman subsidi KUR sampai bulan Juni dengan bunga 3%, dari yang tadinya 6%,” jelas Menteri Teten.
Terakhir, ia berpesan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan investasi yang merugikan dirinya.
“Saat ini ada 8 koperasi yang bermasalah, tapi sudah ditangani oleh Satgas Koperasi. Oleh sebab itu, masyarakat perlu diedukasi agar tidak dirugikan dengan investasi yang kuang tepat,” tutupnya. (dea/aff/diskom/has)