JAKARTA (NTBNOW.CO)– Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin mengapresiasi langkah Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang menginginkan agar ekosistem kendaraan listrik harus tercipta di ASEAN.
“Ekosistem kendaraan listrik sangat penting, mengingat Indonesia saat ini telah siap memasuki era teknologi zero emission menuju green mobility,” beber Mukhtarudin Jumat 23 April 2023.
Untuk itu, politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini berharap ada upaya percepatan green mobility yakni ditempuh melalui pengembangan ekosistem manufaktur yang dapat menghasilkan kendaraan ramah lingkungan dengan berbagai kemajuan teknologi saat ini.
“Dengan begitu sektor kendaraan bermotor dapat mendukung target Carbon Neutral atau nett zero emission di tahun 2060, sesuai dengan komitmen Indonesia dalam COP 26,” pungkas Mukhtarudin, mantan aktivis HMI itu.
Diketahui, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ekosistem kendaraan listrik harus tercipta di ASEAN, karena sejumlah negara kawasan, termasuk Indonesia, memiliki sumber bahan baku kendaraan masa depan tersebut.
“Ekosistem itu harus di ASEAN. Kita kan dua produsen EV (Electric Vehicle/Kendaraan Listrik) di ASEAN itu adalah Thailand dan Indonesia,” kata Airlangga setelah rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, (22/4/2023), kemarin.
Airlangga menjelaskan industri kendaraan listrik sudah dimiliki Thailand dan Indonesia. Selain itu, di antara negara ASEAN hanya Indonesia yang memiliki sumber produksi baterai kendaraan listrik.
“Tetapi yang punya baterai hanya dari Indonesia. Nah dari ekosistem itu kita akan bangun. Dan siapa yang punya bahan baku lagi di luar Indonesia, Filipina ada juga. Jadi ini akan kita bangun bersama,” kata dia.
Karena itu, Indonesia akan mendorong terciptanya ekosistem kendaraan listrik bersama negara-negara ASEAN dalam KTT ASEAN ke-42 pada Mei 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Menurut Airlangga, seelain ekosistem kendaraan listrik, Indonesia juga akan mendorong ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA), yang di antaranya, terkait penerapan elektronifikasi sistem pembayaran melalui QRIS antar negara-negara ASEAN.
Saat ini, proyek percontohan QRIS lintas negara sudah terjalin di lima negara ASEAN dan telah berdampak pada penurunan ketergantungan terhadap dolar AS.
“Ini bertahap. Abis 5 kan, baru ASEAN (ada) 10. Sekarang yang hadir baru ASEAN 8 (negara) karena Thailand pemilunya dekat, pertengahan 14 mei kalau tidak salah. Kemudian Myanmar masih tidak diundang,” kata Airlangga.
Puncak KTT ASEAN akan dilaksanakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, tanggal 10-11 Mei 2023. Berbagai persiapan tempat penyelenggaraan acara sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia selaku pemegang Keketuaan ASEAN 2023. (red)