Siapakah aku, wahai angin yang berembus?
Debu yang menari di atas takdir,
Bayangan yang hadir lalu luruh,
Ataukah aku hanya ilusi yang terukir?
Aku bertanya pada lautan luas,
Adakah aku setetes dalam samudramu?
Gelombang menjawab dalam bahasa tanpa suara,
“Kau tak sendiri, namun tak pula nyata.”
Aku bertanya pada malam yang pekat,
Di mana aku dalam gelap dan cahaya?
Bintang berbisik dengan sinarnya,
“Kau ada, hanya karena-Nya.”
Lalu aku bertanya pada jiwaku sendiri,
Adakah aku dalam raga yang fana?
Ataukah aku ruh yang mencari,
Menjelajah cahaya, merindukan-Nya?
Duhai Dzat yang Maha Lembut,
Luruhkan aku dalam kasih-Mu,
Agar tiada aku, tiada selain-Mu,
Hanya Engkau, hanya Engkau… (ai)