PUISI  

Ekspektasi Rakyat yang Mati Dini

Di awal janji mereka lantang bersuara,

mengusung harapan, membangun citra.

Rakyat tersenyum, mimpi menggema,

percaya esok tak lagi nestapa.

 

Namun janji hanyalah serangkai kata,

layu sebelum sempat bernyawa.

Di kursi empuk mereka tertawa,

sementara rakyat menelan luka.

 

Jalan berlubang tetap menganga,

seperti perut yang lapar tak dijaga.

Sekolah reyot, guru merana,

di sudut kota, tangis menggema.

 

Ekspektasi rakyat mati dini,

dibunuh janji yang tak terpenuhi.

Di atas mimbar mereka berdiri,

di bawah, rakyat sendiri menangisi.

 

Tapi harapan tak boleh mati,

di tangan rakyat, masa depan berseri.

Bukan hanya memilih yang berbudi,

tapi mengawal, agar janji tak lari. (ai)

Ilustrasi: bing.com