Minggu itu, 21 Desember 2025, suasana rumah Hj. Supitah Dirawat di Jalan Pemuda No. 21, Gomong, terasa berbeda. Bukan sekadar rumah yang ramai. Tetapi tempat berkumpulnya niat baik dan silaturahmi panjang keluarga besar Forum Silaturahmi Keluarga Ranggagata (FSKR).
Pengajian rutin FSKR kembali digelar. Sekaligus menjadi momentum penutup tahun. Puluhan jamaah hadir. Duduk bersila. Mendengar. Merenung.

Di antara yang hadir tampak para penasehat FSKR, H. Muhibbah Nasrudin dan H. Junaidi Ahyar. Kehadiran mereka memberi bobot tersendiri pada pengajian kali ini. Bukan hanya soal rutinitas, tetapi soal kesinambungan nilai.
FSKR menghadirkan penceramah TGH. Muhammad Taisir Al-Azhar, Lc., S.Ag., M.A. Uraiannya lugas. Menyentuh. Tentang toleransi dan ukhuwah Islamiyah.
Pengajian ini juga merupakan undangan tutup tahun dari Abdul Hamid, salah satu anggota FSKR. Sebuah ajakan sederhana: berkumpul, bersyukur, dan menatap tahun depan dengan rencana yang lebih bermakna.
Ketua FSKR H Maskur, SPd dalam sambutannya menyebutkan sejumlah kegiatan yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2025. Mulai dari kegiatan Mancing Merdeka di Berobot, pelayanan kesehatan gratis, hingga aksi sosial terakhir berupa penghijauan di Desa Ranggagata. Semua dijalankan dengan semangat gotong royong.
“FSKR tidak ingin berhenti di pengajian,” begitu kira-kira pesan yang ingin disampaikan. Ada kerja nyata. Ada dampak sosial.

Untuk tahun 2026, FSKR telah menyiapkan sejumlah program lanjutan. Di antaranya santunan anak yatim, janda, dan kaum jompo. Tak hanya itu, FSKR juga merencanakan kegiatan berskala lebih besar dengan menghadirkan penceramah nasional.
Pengajian ditutup dengan doa. Sederhana. Namun sarat harapan. Agar silaturahmi tetap terjaga. Agar pengajian terus hidup. Dan agar FSKR tetap hadir di tengah masyarakat, bukan hanya sebagai nama, tetapi sebagai gerakan sosial yang nyata. (*)












