MATARAM – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT) Republik Indonesia, mengajak elemen media di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk bersinergi demi Pancasila dan NKRI. Ajakan sinergitas itu terungkap saat Tim Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat (Humas) BNPT RI, Jumat (18/3/2022) siang, bertemu dengan pengurus organnisasi wartawan dan pengurus perusahaan media NTB.
Organisasi wartawan dan organisasi perusahaan media yang digandeng BNPT RI tersebut, yakni Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTB dan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) NTB.
Kepala Bagian Hukum dan Humas BNPT, Kombes Pol. Astuti Idris, S.Sos. menjelaskan merupakan suatu keharusan bagi setiap institusi termasuk BNPT, menjalin sinergitas kolaboratif dengan media dan atau insan pers.
“Jika sebuah institusi termasuk BNPT tidak menjalin kerjasama kolaboratif dengan media, maka menjadi suatu keniscayaan target kinerja bisa tercapai dengan maksimal. Itulah mengapa kami dari BNPT sengaja datang ke NTB, ingin bertemu dengan Ketua dan Sekretaris PWI NTB juga Pengurus SMSI NTB,” ungkapnya.
“Pun kami ingin nantinya setiap kegiatan BNPT bisa kami expose kepada masyarakat, tentunya melalui para wartawan atau media yang ada,” imbuhnya.
Astuti juga menjelaskan misi BNPT salah satunya melaksanakan tindakan pre-emptif dan preventif dalam mencegah terjadinya tindak pidana terorisme. Pencegahan tersebut dapat berhasil dengan adanya bantuan dari media salah satunya dengan kontra propaganda radikalisme terorisme.
Selain kontra propaganda, para insan pers diharapkan mampu meredam narasi hoaks dan hate speech yang dapat menciptakan provokasi dan polarisasi di masyarakat, menyuarakan narasi perdamaian dengan bingkai konsesus kebangsaan serta mengedukasi masyarakat agar tercipta early warning terhadap radikalisme terorisme.
Masih menurut Astuti, jikalau kegiatan yang dilaksanakan BNPT tidak dibantu media untuk disampaikan kepada publik, maka kegiatan yang telah dikemas seelok apapun hanya akan terbawa angin lalu.
“Misalnya kegiatan kami di Mataram tidak disebarkan oleh media, sudah pasti akan sia-sia terbawa angin karena tidak akan diketahui oleh masyarakat sekitar sini,” ucapnya.
Dijelaskan, salah satu strategi yang dijalankan BNPT adalah Strategi Pentahelix, dimana dalam strategi ini BNPT melakukan kerjasama kolaborasi melalui lima unsur, yang salah diantaranya adalah media pemberitaan.
“Jadi harapan kami, di seluruh Indonesia atau minimal di lima provinsi kegiatan-kegiatan kami dapat diekspos dengan baik oleh media. Kami juga minta bantuan kerjasamanya kalau seandainya kami ada kegiatan, jadi bolehlah mengirim wartawan yang punya quality control,” katanya.
Kabag Hukum dan Humas BNPT kelahiran Bima itu juga menyebutkan, walaupun di NTB telah terbentuk Forum Komunikasi Penanggulangan Terorisme (FKPT), namun kerjasama kolaboratif itu akan dapat dilanjutkan. Lebih-lebih telah dilakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Dewan Pers.
“Jadi FKPT yang ada merupakan kepanjangan tangan salah satu deputi di BNPT RI. Jadi komunikasi untuk kerjasama yang kita bangun ini, insya Allah akan terus berlanjut,” ujarnya.
Sementara Ketua PWI NTB Nasruddin menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap inisiatif tersebut. Dimana menurut Ketua PWI NTB, sepanjang untuk kebaikan dan atau kemaslahatan umat, PWI NTB selalu respek dan siap untuk diajak kerjasama.
“Lebih-lebih Sekretaris PWI NTB Bapak Haji Rahman Hakim, sudah menjadi salah satu yang mengawaki FKPT NTB di posisi Kabag Humas. Kebetulan saya juga di RRI Mataram, dimana BNPT juga sudah kerjasama dengan RRI Pusat di Jakarta,” katanya.
“Khusus untuk RRI, pihak BNPT tinggal komunikasi dengan Direktur RRI Pusat karena direkturnya baru. Kalau kami di daerah, sami’na wa atha’na kepada instruksi Pusat,” lanjut Nasruddin.
Terkait tawaran kerjasama itu, Ketua SMSI NTB HM. Syukur menyampaikan kesiapannya, untuk mengawal kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), melalui kerjasama yang dibangun BNPT dengan media khususnya dengan organisasi perusahaan media. Namun demikian, pihaknya mengusulkan agar ke depan BNPT dan atau melalui FKPT NTB, mengumpulkan organ atau pentolan media di NTB.
“Ini sekedar usulan atau saran, mungkin perlu juga untuk mengumpulkan teman-teman untuk sosialisasi. Terkait program-program ke depan tentu nanti kami yang koordinir bersama Pak Hakim, termasuk editorial dan strategi penyebarluasan informasinya,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Ketua SMSI NTB, untuk lebih menguatkan kerjasama kolaboratif tersebut, pihaknya mengusulkan agar antara BNPT RI dan mitra kerjasama dibuatkan MoU.
“Saya kira mungkin diperlukan adanya MoU atau kontrak kerjasama yang di dalamnya dijelaskan tugas, tanggung jawab dan kewajiban masing-masing pihak. Sehingga efektifitas efisiensi kerjasama bisa berjalan dengan baik seperti yang diharapkan,” katanya yang diamini pihak BNPT.
Dalam pertemuan singkat tersebut, baik pihak BNPT RI maupun PWI dan SMSI NTB satu kata untuk bersinergi dan sepakat melanjutkan komunikasi ke tahap berikutnya. (has/smsi)