Meski Trauma Ada Harapan di Tengah Kesulitan

Derita Nelayan di Musim Angin Barat (6)

Beberapa minggu kemudian, sebuah warung kecil berdiri di dekat rumah mereka. Siti menjual nasi dan kopi untuk para nelayan. Ramli membantu memperbaiki jaring dan perahu milik orang lain dengan upah seadanya.

Ini bukan pekerjaan yang pernah ia bayangkan, tetapi untuk pertama kalinya dalam beberapa waktu, ia merasa hidup kembali.

Suatu pagi, seorang nelayan muda datang padanya.

“Bang Ram, kau tidak ingin melaut lagi?”

Ramli menatap laut yang mulai tenang. Angin barat sudah mulai reda, ombak perlahan kembali bersahabat.

Ia mengingat Salim. Mengingat semua yang telah ia lalui.

Lalu, ia tersenyum tipis.

“Aku akan kembali,” jawabnya. “Tapi kali ini, aku akan lebih berhati-hati.”

Siti yang mendengar itu menatapnya dengan mata berkaca-kaca, penuh kebanggaan.

Hari itu, Ramli tidak melaut. Tapi ia tahu, suatu hari nanti, ia akan kembali ke laut.

Karena meski laut telah mengambil banyak darinya, laut juga yang selama ini memberinya kehidupan.  (tamat)

*Cerbung ini dibuat dengan bantuan kecerdasan buatan

Ilustrasi: bing.com