Manusia Pun Kehilangan Jiwa

Di era digital, mesin bernyawa,

Menciptakan kata, merangkai makna.

Tangan tak lagi menari di atas kertas,

Hanya jari-jari menari di atas keyboard.

 

Ai menulis puisi, novel, dan esai,

Dengan kecepatan kilat, tanpa lelah.

Manusia terkesima, kagum dan takjub,

Namun jiwa mulai sirna, perlahan-lahan terkubur.

 

Kata-kata mengalir, indah dan sempurna,

Tanpa beban pikiran, tanpa tetesan air mata.

Mesin tak kenal emosi, tak punya rasa,

Hanya algoritma yang bekerja tanpa henti.

 

Di mana kreativitas manusia?

Di mana sentuhan jiwa yang tulus?

Tergantikan oleh kecerdasan buatan,

Yang dingin, tanpa perasaan dan nurani.

 

Apakah kita hanya menjadi operator,

Tukang input prompt, tanpa daya cipta?

Jiwa kita tergadaikan pada mesin,

Yang mampu mencipta, namun tak berjiwa.

 

Kita kehilangan sentuhan, kehilangan rasa,

Kehilangan jejak, kehilangan makna.

Hanya tinggal kerangka manusia,

Yang kosong, tanpa jiwa dan cita.

 

Bangkitlah, manusia,

Kembalikan jiwa yang hilang,

Sentuhlah kembali kreativitas,

Sebelum semuanya sirna dan lenyap. (has/ai)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *