BALI–Di tengah dinamika dunia perbankan dan lelang aset nasional, PT Balai Lelang Bali Indonesia (BLBI) terus menunjukkan kiprah dan dedikasi sebagai lembaga lelang profesional yang berkomitmen tinggi terhadap transparansi dan keadilan.
Didirikan pada tahun 2009, BLBI hadir sebagai perusahaan yang berfokus pada layanan pra-lelang, pasca-lelang, serta penjualan aset properti dan fidusia. Selama lebih dari 17 tahun kiprahnya, lembaga ini menjadi salah satu pilar penting dalam mendukung penyelesaian aset-aset bermasalah, khususnya di sektor perbankan.
Direktur Utama PT Balai Lelang Bali, I Wayan Laya, S.H., menegaskan bahwa lembaganya lahir dari semangat profesionalisme, bukan dari skema bantuan likuiditas perbankan seperti yang kerap disalahpahami oleh sebagian masyarakat.
“Ingat, BLBI bukan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia, tapi Balai Lelang Bali. Dan kami hanya satu-satunya lembaga lelang resmi dengan jaringan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya,” tegas Laya, saat ditemui di kantor BLBI, Bali, Jumat (7/11/2025).
Dari Dunia Perbankan ke Lelang Nasional
Sebelum mendirikan BLBI, I Wayan Laya dikenal sebagai sosok perbankan tangguh di Bali. Ia sempat memiliki empat bank, yakni BPR Ayu Dana Semesta (kini menjadi Bank Naga), Bank Anak Arke (kini Bank Paris Mandiri), Ubud Basnawe (kini Bank Kertiawan), dan Gianyar Patasta Sedana.
Namun, krisis 1999 memukul keras dunia perbankan nasional, termasuk bank-bank miliknya. Alih-alih mencari bantuan pemerintah, Laya memilih menanggung seluruh tanggung jawab dan melunasi utang perusahaannya secara mandiri.
“Saya satu-satunya pemilik bank di Bali yang melunasi utang tanpa bantuan pemerintah,” ujarnya dengan nada tegas.
Keberhasilan Laya dalam menyelesaikan berbagai aset bermasalah membuatnya dipercaya oleh Kementerian Keuangan untuk mendirikan lembaga lelang resmi di Bali pada tahun 1988. Pengalaman panjang dan integritasnya di dunia perbankan menjadi modal utama berdirinya BLBI.
Jaga Transparansi dan Disiplin Kredit
Hingga kini, BLBI telah beroperasi di seluruh Indonesia dan menjadi mitra terpercaya berbagai lembaga keuangan, termasuk bank-bank pemerintah. Dalam menjalankan tugasnya, BLBI menjunjung tinggi prinsip profesionalisme, kejujuran, dan efisiensi dalam setiap proses lelang.
Selain aktif di bidang bisnis, BLBI juga menunjukkan kepedulian sosial melalui berbagai kegiatan kemanusiaan, I Wayan Laya menyebut, perusahaannya rutin menyalurkan dana punia untuk pembangunan pura dan pembuatan sumur di beberapa daerah di Bali. “Termasuk di Lombok, kami membantu pembangunan Pura di Gunung Rinjani,” tambah Laya.
Laye juga berpesan kepada perbankan agar lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit. Menurutnya, pemberian kredit harus selalu berpedoman pada SOP, dan dijalankan oleh tenaga profesional yang benar-benar memahami risiko kredit.
“Jantung perbankan itu ada di kredit. Kalau salah urus, bukan hanya bank yang rugi, tapi juga masyarakat,” pesannya.
Komitmen untuk Tetap Profesional dan Mandiri
Kini, setelah lebih dari satu dekade berdiri, BLBI terus memperkuat perannya sebagai lembaga lelang terpercaya. Dengan reputasi yang dibangun atas dasar tanggung jawab, integritas, dan pelayanan prima, BLBI menjadi contoh nyata bahwa bisnis lelang pun bisa dijalankan dengan nilai-nilai etika dan pengabdian sosial.
“Kami akan terus berkomitmen menjaga integritas dan profesionalisme dalam setiap langkah. Karena bagi kami, kepercayaan adalah modal utama,” tutup Laya. (red)
