Pelecehan Seksual di Sekolah, Bom Waktu yang Harus Segera Dijinakkan

KASUS pelecehan seksual di sekolah umum di Mataram kembali mencuat, menjadi alarm keras bagi dunia pendidikan kita. Sekolah, yang seharusnya menjadi tempat paling aman bagi anak-anak untuk menimba ilmu, justru menjadi ruang yang rentan terhadap tindakan amoral ini. Jika dibiarkan, bukan hanya masa depan korban yang terancam, tetapi juga kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan.

Salah satu faktor yang memperburuk situasi adalah lemahnya pengawasan serta budaya diam yang masih mengakar. Banyak kasus yang akhirnya tenggelam karena korban takut berbicara atau justru mendapatkan tekanan dari lingkungan. Belum lagi minimnya mekanisme pengaduan yang aman dan efektif, membuat korban enggan melapor.

Selain itu, ada kecenderungan bahwa sekolah lebih mementingkan citra ketimbang keselamatan siswa. Alih-alih mengusut tuntas, beberapa kasus justru ditutup-tutupi agar tidak merusak reputasi lembaga. Ini jelas bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan yang seharusnya menjunjung tinggi kejujuran dan perlindungan terhadap peserta didik.

Pemerintah sebenarnya telah mengeluarkan berbagai regulasi untuk mencegah dan menindak pelecehan seksual di lingkungan pendidikan. Namun, implementasinya masih jauh dari harapan. Tidak semua sekolah memiliki kebijakan yang jelas terkait pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual. Sosialisasi kepada siswa dan tenaga pendidik pun masih minim, membuat banyak pihak tidak memahami batasan yang jelas antara interaksi yang wajar dan tindakan yang mengarah pada pelecehan.

Penting bagi semua pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, hingga masyarakat, untuk membangun sistem perlindungan yang kuat bagi siswa. Sekolah harus memiliki mekanisme pengaduan yang transparan dan mudah diakses oleh korban. Pendidikan seksual yang komprehensif juga harus diberikan kepada siswa sejak dini agar mereka bisa memahami hak-hak mereka serta berani berbicara jika mengalami pelecehan.

Selain itu, tenaga pendidik dan staf sekolah harus mendapatkan pelatihan tentang bagaimana mengenali dan menangani kasus kekerasan seksual. Pemerintah dan dinas pendidikan juga harus tegas dalam menindak pelaku tanpa kompromi.

Kasus pelecehan seksual di sekolah bukan sekadar isu moral, tetapi juga darurat sosial yang harus segera ditangani. Jika kita tidak bertindak sekarang, kita hanya akan menciptakan lingkungan yang terus menerus melahirkan korban baru. Sekolah harus kembali menjadi tempat yang aman, tempat di mana anak-anak bisa belajar, tumbuh, dan bermimpi tanpa takut menjadi korban kejahatan yang menghancurkan masa depan mereka.

Saatnya kita berkata cukup! Tidak ada lagi ruang bagi pelecehan seksual di dunia pendidikan.

*Artikel dan ilustrasi ini dibuat atas bantuan artificial intelegent.