Keberagaman harus harus dipahami secara utuh. Tanpa latar belakang jurnalistik yang beragam, keberagaman bisa ditafsirkan secara sempit. Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum SMSI Firdaus saat melakukan koordinasi dengan Ketua LBH SMSI Sandy Nayoan di Sekretariat SMSI Pusat, Jakarta, Jumat (16/9).
Indonesia dikenal akan kebhenikaannya. Lantaran itu, soal keberagaman ini menjadi penting di dunia jurnalistik. Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), sebagai organisasi pers yang anggotanya beragam dan tersebar di seluruh Indonesia sempat menyampaikan pemikiran terkait keberagaman ini dari perspektif SMSI di Dewan Pers.
“Agar keberagaman dipahami secara utuh. Kita berharap akan muncul konstituen Dewan Pers dari jurnalis Melayu, jurnalis Papua, jurnalis Kristen, jurnalis Minang dan lainnya. Jadi keberagaman itu ditulis dan ditafsir dari mereka yang memang berlatar beragam,” kata Firdaus berwacana.
Lebih lanjut Firdaus mengatakan, ” Kita berharap keberagaman tumbuh dari kearifan lokal sehingga kita punya pijakan sebagai jurnalis atau wartawan yang berbasis kebangsaan”.
Pemikiran Ketua Umum SMSI tersebut disambut baik Sady Nayoan. Pria yang sempat populer ketika berperan sebagai Midun dalam sinetron berjudul Sengsara Membawa Nikmat yang kini berprofesi sebagai pengacara dan menjabat Direktur LBH SMSI. ” Kita akan terus menggalakkan pemikiran menjadi sebuah konsep yang punya dasar dan kekuatan hukum,” tegasnya. (has)