BPPD NTB Soroti Isu Pariwisata dan Minimnya Penumpang

Ketua BPPD NTB, Sahlan M Saleh. Foto: dok pribadi

MATARAM (NTBNOW.CO) – Pariwisata NTB menghadapi sejumlah tantangan yang berdampak pada sepinya penerbangan menuju Lombok.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, Sahlan M Saleh menyebutkan beberapa isu utama yang perlu segera ditangani. Seperti permasalahan sampah di Sembalun, keterbatasan pasokan air di Gili Trawangan, serta minimnya fasilitas penunjang pariwisata di berbagai destinasi. “Amenitas kita belum maksimal, masih banyak area yang gelap dan penuh sampah,” kata Sahlan.

Menurutnya, perbaikan amenitas dan peningkatan promosi menjadi kunci untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan melalui Bandara Internasional Lombok. Sepinya kunjungan wisatawan berdampak pada pembatalan tiga penerbangan ke Lombok hari ini dari Makassar, Balikpapan, dan Semarang.

“Hari ini saja ada tiga penerbangan yang dibatalkan karena penumpang sepi,” ungkapnya Jumat (25/10) di Mataram.

BPPD NTB mengkhawatirkan jika situasi ini terus berlanjut, beberapa rute penerbangan ke Lombok, seperti dari Semarang, Makassar, dan Balikpapan, berpotensi ditutup. Sahlan juga menekankan pentingnya aksesibilitas yang lebih baik bagi wisatawan.

“Aksesibilitas memang sudah cukup terpenuhi, meski biayanya tinggi. Namun, ini tetap menjadi fokus kita bersama agar tingkat keterisian penumpang bisa meningkat,” ujarnya.

Sahlan menambahkan, minimnya anggaran promosi turut berpengaruh terhadap penurunan minat wisatawan.

Ia berharap alokasi anggaran untuk promosi pariwisata NTB dapat ditingkatkan pada tahun depan sehingga BPPD dapat mengadakan pameran di pasar-pasar prioritas untuk menarik lebih banyak pengunjung.

Tidak hanya itu, Sahlan jug meminta Dispar mengadakan acara FGD atau Rakor untuk menyikapi semua masalah yang terjadi. Pemerintah kota atau kabupaten penerima manfaat PAD paling tinggi diharapkan melakukan upaya kongkrit menyikapi problem yang ada terhadap amenitas kita.

Sementara itu, Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata NTB mengimbau BPPD teruslah menjadi mitra yang kritis dan konstruktif dalam menyikapi tantangan pariwisata NTB.

Menurutnya promosi atau pemasaran posisinya di hilir. Kalau yang di hulu dan di tengah belum beres, promosi atau pemasaran akan tersendat. “Jangan sampai kita dianggap buat perangkap oleh wisman dan wisnus,” katanya. (red)