Hunian Hotel di Mataram Hampir Penuh

MATARAM–Perhelatan Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII NTB 2025 memberikan dampak signifikan bagi sektor perhotelan di Kota Mataram, salah satunya Prime Park Hotel Lombok. Tingkat hunian hotel bintang empat tersebut nyaris penuh 100 persen selama periode pelaksanaan Fornas, yakni dari 23 hingga 27 Juli 2025.

“Kami hampir full occupancy sampai 98 persen. Bahkan seluruh Sweet Room kami juga telah dibooking, termasuk 2 kamar untuk tamu VVIP. Tersisa hanya 2 hingga 3 kamar cadangan yang kami siapkan untuk kejadian darurat,” ujar General Manager Prime Park Hotel Lombok, Mukharom, Jumat, (25/7).

Ia mengungkapkan, bahwa pihaknya telah melakukan persiapan sejak jauh hari setelah menerima informasi dari panitia pelaksana Fornas. Sejumlah kontingen nasional mulai berdatangan dan diduga turut menginap di Prime Park meskipun tidak seluruhnya memesan kamar secara kolektif.

Meski tidak terdapat pemesanan langsung dari kontingen yang menyebut asal daerah atau kelembagaan secara spesifik, pihak hotel menyadari kehadiran tamu-tamu Fornas berdasarkan atribut dan jadwal kedatangan yang identik dengan waktu penyelenggaraan kegiatan olahraga nasional tersebut.

Sebagian besar tamu memesan melalui Online Travel Agent (OTA), bukan lewat jalur institusional. Hal inilah yang membuat identifikasi asal kontingen menjadi tidak terlalu jelas, namun pola pergerakan tetap menunjukkan adanya peningkatan tingkat hunian secara signifikan dari biasanya.

“Biasanya kalau akhir pekan occupancy kami hanya sekitar 70–80 persen. Tapi selama Fornas ini bisa menembus 98 persen. Artinya ada dampak sekitar 20 hingga 30 persen kenaikan yang cukup terasa secara langsung,” sebutnya.

Selain hunian, beberapa permintaan layanan tambahan dari para tamu yang terindikasi kontingen juga turut membenarkan pengaruh Fornas terhadap perputaran ekonomi sektor pariwisata dan perhotelan di NTB, khususnya di Kota Mataram.

Mukharom juga mengapresiasi pelaksanaan Fornas sebagai pemicu positif untuk kebangkitan sektor akomodasi, restoran, dan jasa pariwisata lainnya. Namun, ia menyarankan agar ke depan penyediaan akomodasi bisa lebih terkoordinasi secara nasional, sehingga dampaknya lebih merata dan tercatat dengan baik.

“Jika penginapan kontingen dikoordinasi oleh pusat, multiplier effect-nya akan lebih terasa ke seluruh pelaku usaha, mulai dari homestay, hotel bintang empat, hingga kuliner lokal,” (can)

Keterangan Foto:

General Manager Prime Park Hotel Lombok: Mukharom. (susan/ntbnow.co)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *