MATARAM (NTBNOW.CO) – Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya Workshop Friendly Moslem Tourism yang digelar oleh Dinas Pariwisata NTB di Hotel Lombok Raya, Mataram, 13 November 2025. Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam mengembangkan pariwisata berbasis nilai keislaman, keramahan, dan keberlanjutan yang kini menjadi kekuatan daya saing daerah.
Humas BPPD NTB Abdus Syukur menyatakan pengembangan pariwisata ramah Muslim tidak hanya soal fasilitas ibadah atau kuliner halal, tapi juga perlu kolaborasi lintas sektor seperti hotel, restoran, transportasi, dan komunitas lokal untuk menciptakan layanan menyeluruh yang ramah dan nyaman.
Menurut data DISPAR NTB, sektor pariwisata halal di NTB mencatat pertumbuhan lebih dari 15% dalam tiga tahun terakhir, mendorong kebutuhan standarisasi dan sertifikasi halal untuk produk dan jasa wisata. BPPD NTB siap memfasilitasi pelaku usaha agar lebih banyak yang memperoleh sertifikasi halal demi meningkatkan kepercayaan wisatawan domestik dan mancanegara.
Penguatan branding NTB sebagai destinasi “Moslem Friendly World Class” juga mendapat sorotan khusus. “Konten digital dan materi promosi harus terus diperkuat agar citra NTB sebagai destinasi bersih, ramah, dan berkarakter kuat makin dikenal luas,” tambahnya.
Workshop ini diharapkan tidak berhenti di ranah teori, melainkan segera direalisasikan melalui pilot project kawasan wisata ramah Muslim di destinasi unggulan NTB seperti Lombok dan Sumbawa.
Selain aspek teknis, pendekatan sosial dan edukatif turut ditekankan untuk menanamkan nilai inklusivitas dan rasa hormat terhadap keberagaman dalam masyarakat dan pelaku industri pariwisata.
Dengan sinergi antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan masyarakat, NTB berpeluang menjadi model pariwisata halal terdepan di Indonesia bahkan level internasional.
“Ini merupakan momentum berharga untuk mewujudkan pariwisata halal yang menyeluruh dan berkelanjutan di NTB,” tutup humas BPPD NTB.
Workshop Friendly Moslem Tourism yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapat sambutan luas dari berbagai pemangku kepentingan lintas sektor. Kehadiran para kepala dinas, pimpinan lembaga, akademisi, hingga pengelola destinasi menjadi bukti kuat bahwa pengembangan pariwisata ramah Muslim membutuhkan kolaborasi menyeluruh di semua lini. (red)












