MATARAM (NTBNOW.CO)- Ketua Umum PP Perbasi, Danny Kosasih, melantik kepengurusan baru Persatuan Basket Seluruh Indonesia Provinsi NTB periode 2022-2026, di bawah komando Mohammad Shalahuddin, di Hotel Prime Park Mataram, Selasa (20/12/2022) pagi.
Dalam sambutan pelantikannya, Danny Kosasih meminta kepengurusan baru Perbasi NTB untuk bersiap menghadapi agenda-agenda penting. Salah satunya adalah PON XXII tahun 2028 nanti, dimana NTB akan menjadi tuan rumah.
Sebagai tuan rumah PON XXII, tentunya akan ada beberapa sarana olahraga yang akan dibangun. Di sini Danny Kosasih menekankan, ketika nantinya NTB membangun gedung atau venue bola basket maka sarana itu hendaknya dimanfaatkan secara berkelanjutan. Artinya, setelah PON XXII berakhir, gedung itu tidak menjadi rumah hantu karena tidak terurus, seperti yang terjadi di provinsi-provinsi lain yang pernah menjadi tuan rumah PON.
Danny Kosasih juga mengatakan bahwa basket bisa menjadi industri olahraga di NTB. Tetapi ini tentunya bagaimana pengurus Perbasi NTB mengemas basket ini secara menarik dan punya nilai jual, sehingga bisa menarik mitra kerja untuk mensponsori setiap event basket di NTB.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) NTB, Tribudi Prayitno, mewakili Gubernur NTB, meminta pengurus baru Perbasi NTB untuk selalu kompak. Karena menurutnya membangun prestasi olahraga itu tidak bisa sendiri-sendiri.
Kadispora NTB juga meminta kehadiran Ketua Umum Perbasi Pusat di Mataram dijadikan semangat untuk bekerja, karena tidak banyak seorang ketua umum organisasi olahraga pusat bisa selalu hadir di acara seperti ini.
Hal yang sama disampaikan Sekretaris KONI NTB, M Nur Haedin, saat memberikan sambutan mewakili Ketua Umum KONI NTB, H. Mori Hanafi. Dia berpesan agar pengurus baru Perbasi NTB tetap harmonis dan kompak dalam menjalankan organisasinya. Dia bahkan menekankan kepada Ketua Perbasi NTB untuk membuang krikil-krikil yang sekiranya bertujuan hanya untuk mengganggu pembinaan yang dilakukan Perbasi NTB.
Sebelumnya, Ketua Umum Perbasi NTB, Mohammad Shalahuddin, menyampaikan terimakasih kepada semua Ketua Perbasi Kabupaten/Kota yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan untuk memimpin Perbasi NTB satu periode ke depan.
“Dengan modal kepercayaan dan kebersamaan ini, kami sangat yakin Perbasi NTB akan bisa lebih
baik, berkembang dan tentunya bisa memberikan prestasi untuk daerah NTB baik di tingkat regional maupun di tingkat Nasional,” kata Mohammad Shalahuddin yang akrab dipanggil Dino.
Menyinggung program Perbasi NTB ke depan, Dino akan fokus pada soal meningkatkan SDM pelatih dan wasit, termasuk pula pembinaan atlet usia dini yang berkelanjutan serta kompetisi yang berjenjang dan juga berkelanjutan.
“Itu adalah beberapa program prioritas yang kami agendakan menuju Perbasi NTB yang berprestasi,” jelasnya.
Soal peningkatan SDM pelatih dan wasit, Dino menjelaskan bahwa saat ini NTB hanya memiliki beberapa pelatih yang berlisensi Nasional, bahkan
tercatat hanya satu orang yang berlisensi A.
“Padahal seperti kita ketahui bersama NTB memiliki banyak sekali klub atau akademi. Jika dikelola dan dilatih oleh pelatih yang bagus, bukan tidak mungkin bisa berprestasi hingga keluar daerah bukan hanya regional saja. Oleh karena itu, peningkatan SDM pelatih ini harus menjadi prioritas utama jika kita ingin prestasi NTB meningkat,” tandas Dino.
Di bidang perwasitan, Dino menyebut saat ini NTB saat ini hanya memiliki tiga wasit yang berlisensi A dan wasit berlisensi B.
“Padahal seperti kita ketahui bersama, event atau turnamen bola basket di NTB banyak diadakan, sementara wasit yang memimpin pertandingan hanya yang itu-itu saja. Oleh karena itu, perlu kita meningkatkan SDM di bidang perwasitan ini juga. Juga pembinaan atlet usia dini dan berkelanjutan,” paparnya.
Pembinaan atlet yang dimulai dari usia dini, kata Dino, merupakan salah satu langkah untuk membentuk tim yang siap dan berprestasi. Dengan adanya akademi bola basket di setiap kabupaten dan kota akan lebih mempermudah pembinaan usia dini.
“PON XXII tahun 2028, dimana kita menjadi tuan rumah merupakan target jangka menengah yang paling pas. Usia atlet kelahiran 2006 yang menjadi batasan usia pemain sudah seharusnya kita persiapkan dari sekarang. Pembentukan kerangka tim dan pembinaan secara berkelanjutan mulai dari sekarang harus kita lakukan agar cabang olahraga bola basket dapat bersaing di PON 2028 mendatang,” jelas Dino.
Selain pembinaan atlet sejak usia dini, pembinaan yang berkelanjutan disebut Dino enjadi salah satu agenda prioritas yang lain untuk menunjang prestasi.
“Permasalahan kita selama ini adalah tidak ada target realistis dari pemain basket NTB setelah lulus SMA, karena tidak ada kompetisi berjenjang dan berkelanjutan. Harus kita akui bersama,
event berjenjang dan berkelanjutan masih sangat sedikit di NTB, padahal dengan adanya event tersebut, para atlet mempunyai semangat dan target untuk giat berlatih sehingga mereka bisa lebih berkembang,” katanya. (red)