MATARAM (NTBNOW.CO) – Ratusan mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat NTB menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTB, Rabu (27/8/2025). Aksi ini menolak keras rencana kenaikan gaji dan tunjangan anggota DPR RI.
Pantauan NTBNOW.CO, massa tiba sekitar pukul 10.00 WITA dengan pengawalan ketat aparat kepolisian. Awalnya, demonstrasi berlangsung damai melalui orasi di depan kantor dewan. Namun, karena tidak kunjung ditemui oleh perwakilan DPRD, massa mulai membakar spanduk, melempar batu, kayu, hingga menjebol pagar besi kantor DPRD NTB.
Ketua BEM Universitas Mataram, Lalu Nazir Huda, menegaskan DPRD adalah pelayan rakyat, bukan sebaliknya.
“Kami datang untuk menyampaikan aspirasi. Sudah berkoordinasi dengan humas DPRD dan kepolisian untuk masuk, tapi tidak diizinkan. Rakyat jangan ditindas, suara kami jangan diabaikan,” ujarnya.
Menurutnya, kenaikan gaji dan tunjangan DPR hanya akan membebani APBN. Sebaiknya pemerintah lebih memprioritaskan kesejahteraan guru dan tenaga pendidik.
12 Tuntutan Massa Aksi
Selain menolak kenaikan tunjangan DPR, massa juga mengajukan 12 tuntutan lain, antara lain:
1. Transparansi legislasi, tolak RKUHAP yang berpotensi menambah kesewenangan aparat hukum.
2. Tolak komersialisasi pendidikan, wujudkan pendidikan ilmiah, demokratis, dan terjangkau.
3. Hentikan perampasan lahan, evaluasi KEK Mandalika, serta wujudkan reforma agraria sejati.
4. Prioritaskan anggaran untuk sektor pro-rakyat seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
5. Sejahterakan guru dan dosen, wujudkan upah layak nasional.
6. Evaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar tidak menggunakan dana pendidikan.
7. Tolak proyek seaplane dan glamping di Gunung Rinjani.
8. Evaluasi kebijakan fiskal dan pajak yang memberatkan UMKM.
9. Perluas jaminan sosial dan lapangan pekerjaan.
10. Hentikan kenaikan PBB P2 yang memberatkan rakyat.
11. Hentikan seluruh operasi tambang ilegal di NTB.
12. Sahkan RUU Perampasan Aset untuk menindak tegas koruptor.
Ketua DPRD NTB Temui Massa
Setelah situasi memanas, Ketua DPRD NTB Baiq Isvie Rupaeda akhirnya menemui massa aksi. Ia duduk lesehan bersama mahasiswa dan mendengarkan aspirasi mereka.
Dalam kesempatan itu, sempat terjadi insiden pelemparan botol air minum bekas yang mengenai kepalanya. Namun, Isvie tetap meminta maaf kepada massa karena terlambat hadir.
“Saya mohon maaf. Untuk tunjangan perumahan DPR RI, sudah disampaikan bahwa hingga Oktober 2025 tidak ada kenaikan. Setelah itu juga tidak ada rencana kenaikan,” jelas Isvie.
Terkait isu kenaikan biaya pendidikan di beberapa perguruan tinggi di Mataram, ia menegaskan menolak kebijakan tersebut.
“Saya sudah sampaikan kepada Rektor Unram, tidak boleh ada kenaikan UKT di tengah kesulitan masyarakat,” tegasnya.
Aksi unjuk rasa ini menjadi catatan penting di NTB bahwa suara mahasiswa dan masyarakat tetap menjadi kontrol sosial atas kebijakan pemerintah. (red)