MATARAM (NTBNOW.CO)–Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Pemerintah Provinsi Bali serta pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sepakat membentuk Kerja Sama Regional (KR BNN) sebagai langkah strategis memperkuat sinergi pembangunan lintas daerah.
Rencana kerjasama tersebut dihadiri lansung oleh masing-masing kepala derah yaini Gubernur Bali I Wayan Koster, Gubernur NTB lalu Muhamad Iqbal, dan Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena di di Gedung Kertha Sabha, Pendopo Gubernur Bali, Senin (3/11).
Gubernur NTB mengatakan, potensi besar energi terbarukan di NTB dan NTT yang memiliki radiasi matahari tertinggi di Indonesia serta kapasitas bendungan yang memungkinkan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan mikrohidro.
“Saya mengusulkan pembangunan super grid yang menghubungkan ketiga provinsi untuk mewujudkan suplai energi bersih bagi kawasan Bali-Nusra,” katanya.
Menurutnya, kolaborasi antar daerah dalam mewujudkan integrasi ekonomi, energi, dan konektivitas di kawasan timur Indonesia sangat penting.
Dia menyebutkan, ada dua segmen yang perlu masing-masing provinsi pikirkan ke depan yakni kerja sama dan integrasi.

“Kami melihat peluang besar untuk membangun sistem energi hijau terintegrasi, konektivitas logistik, dan penguatan pariwisata lintas wilayah sebagai satu ekosistem,” ungkapnya.
Selanjutnya, isu konektivitas juga menjadi fokus untama termasuk di NTB. Saat ini Pemprov NTB menyiapkan proyek port-to-port bypass guna mempercepat arus logistik, mengembangkan pelabuhan dalam di Gili Mas sebagai pusat distribusi regional, dan memperluas jaringan penerbangan di Bandara Internasional Lombok sebagai mini hub Indonesia Timur. Pengembangan transportasi laut dan seaplane antar pulau kecil juga sedang dirancang untuk mendukung pariwisata dan distribusi barang.
“Kita harus berpikir sebagai satu kawasan. Bali, NTB, dan NTT memiliki potensi yang saling melengkapi dari energi, logistik, hingga pariwisata. Dengan integrasi dan sinergi, kita bisa mandiri dan efisien,” tambahnya.
Gubernur Bali, I Wayan Koster, menyambut baik inisiatif ini dan menilai kerja sama tersebut sebagai upaya menghidupkan kembali semangat kebersamaan yang telah terjalin sejak masa Sunda Kecil berdasarkan Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958.
“Ini bukan nostalgia, tapi kelanjutan sejarah dan kebutuhan masa depan. Bali, NTB, dan NTT punya akar dan masa depan yang sama untuk bersinergi dan berkolaborasi,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur NTT menegaskan pentingnya kerja sama konkret di bidang ekonomi, konektivitas, dan pariwisata antar tiga provinsi untuk mewujudkan kawasan yang kuat dan berdaya saing tinggi di Indonesia bagian timur.
Dalam pertemuan tersebut, ketiga gubernur juga menyepakati sepuluh bidang kerja sama yang akan dirumuskan dalam Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS), meliputi bidang sosial, pariwisata, kebencanaan, Ketentraman dan Ketertiban, pertanian dan ketahanan pangan, bidang komunikasi dan informatika, bidang perindustrian dan perdagangan, Bidang Perhubungan, bidang kelautan dan perikanan dan bidang penanaman modal.
Hasil pertemuan ini akan ditindaklanjuti dengan penyusunan draf MoU yang dipimpin oleh Gubernur NTB bersama Kepala Bappeda dari tiga provinsi. Penandatanganan MoU direncanakan berlangsung di NTB pada 25 November 2025, sementara penandatanganan PKS akan digelar di NTT pada 22 Desember 2025.
Pertemuan ini menjadi tonggak awal terbentuknya Kerja Sama Regional Bali, NTB, dan NTT (KR BNN) yang diharapkan menjadi model integrasi pembangunan daerah berbasis potensi dan keseimbangan antarwilayah. (can)
Keterangan Foto:
PERTEMUAN: Provinsi Bali Nusra saat pertemuan membahas Kerja Sama Regional (KR BNN) di Melkiades Laka Lena di di Gedung Kertha Sabha, Pendopo Gubernur Bali, Senin (3/11). Foto: istimewa.












