MATARAM (NTBNOW.CO)–Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) NTB menyelenggarakan kegiatan talk showcase Menuju Terang, sebagai bagian dari strategi pencegahan lunak (soft approach) terhadap paham radikal dan intoleran yang menyasar generasi muda.
Melalui program ini, yang dilaksanakan, Rabu, 30 Juli 2025 mengajak pelajar tingkat SMP, SMA/sederajat, serta mahasiswa/i yang ada di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk berpartisipasi aktif dalam forum diskusi yang dilaksanakan secara hybrid (Daring dan Luring).
Kabid Pemuda FKPT NTB, Prof Dr Abdul Wahid mengatakan kegiatan ini mengangkat tema “Memahami Terorisme lewat Empati Digital”, dengan menekankan bahwa upaya pencegahan terorisme tidak cukup hanya mengandalkan pendekatan hukum dan keamanan.
Diperlukan pendekatan berbasis masyarakat yang menyentuh ruang-ruang paling mendasar dalam kehidupan kita: mulai dari keluarga, sekolah, kampus, hingga ruang digital yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian generasi muda.
Dalam konteks ini, kesadaran generasi muda untuk memiliki sifat tenggang rasa dan toleransi menjadi sangat penting, bahkan di ruang digital sekalipun. Interaksi di dunia maya, jika tidak dilandasi nilai-nilai kemanusiaan dan empati, sangat rentan menjadi ladang subur bagi penyebaran ujaran kebencian, provokasi, dan paham radikal.
Oleh karena itu, program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi digital generasi muda, menumbuhkan kesadaran kritis terhadap narasi-narasi radikal, serta memperkuat nilai-nilai empati, toleransi, dan kemanusiaan sebagai benteng utama dalam menghadapi ekstremisme.
Diharapkan, generasi muda mampu menjadi agen perubahan yang tidak hanya aktif secara digital, tetapi juga bijak dan bertanggung jawab dalam menjaga ruang publik yang damai, inklusif, dan bebas dari kekerasan.
Sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, kegiatan ini juga menekankan pentingnya pembangunan karakter, ketahanan nasional, serta partisipasi rakyat dalam menjaga harmoni dan kedaulatan bangsa.
Kegiatan ini diikuti 100 peserta terdiri dari, seluruh pengurus FKPT NTB, para pelajar SMP, SMA/SMK/MA sederajat dan mahasiswa yang ada NTB, termasuk dari kader Duta Damai Dunia Maya BNPT yang ada di NTB serta siswa yang ada di Jakarta.
Direktur Pencegahan BNPT, Mustika Oktaviani menyatakan bangga terhadap peserta yang seusia masih muda dan remaja sudah mulai memikirkan soal kemanan bangsa dan akan bahaya paham radikalisme, ektrimisme dan terorisme.
Bahwa tidak sedikit orang-orang yang melakukan penyebaran kebencian, baik melalui media tiktok, Instagram dan media lainnya. ‘’Kita semua yang peduli terhadap keamanan bangsa hendaknya melakukan kontra narasi dengan membuat konten-konten yang bermanfaat untuk kedamaian dan keamanan,’’ ungkapnya.
Rangkaian kegiatan yang dilalui pemutaran video testimoni korban terorisme/video pesan akan bahaya terorisme dan radikalisme. Melalui kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran toleransi sejak dini, memperkenalkan strategi soft approach yang diemban oleh BNPT kepada generasi muda, mendorong partisipasi aktif generasi muda sebagai agen perdamaian serta memberikan ruang diskusi yang dapat menginspirasi generasi penerus untuk menjadi agen control sosial di daerah masing-masing.
Tiga Pembicara hadir dalam kegiatan tersebut, diantaranya Direktur Pencegahan BNPT, Mustika Oktaviani, Kabid Pemuda FKPT NTB, Prof Dr Abdul Wahid, M.Ag, M.Pd dan salah seorang guru besar UIN Mataram, prof Dr Suprapto, M.Ag. prof Suprapto memberikan harapan agar peserta secara aktif melakukan kontra narasi pada dunia maya yang saat ini kadang cukup banyak narasi yang cenderung kebablasan. Ini harus diimbangi dengan narasi yang menyejukkan. (kim)
kan. (*)
Keterangan Foto:
Pembicara dan peserta saat mengikuti talkshow FKPT NTB. (ist)