KOTA BIMA (NTBNOW.CO)-Sekda Kota Bima H Mukhtar Landa mendatangi Kantor PWI Kota Bima, Kamis (6/12) untuk bertemu para pekerja media guna menyampaikan klarifikasi dan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya.
Kedatangan Sekda di tengah jurnalis menggelar pertemuan membahas terkait komentar kontroversinya yang merendahkan profesi wartawan, disambut dengan baik dan dengan suasana keakraban.
Di awal pernyataannya, Mukhtar menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya untuk para LSM dan jurnalis. Tidak ada maksud dan tujuan dirinya merendahkan kedua profesi tersebut.
“Kaitan pernyataan saya itu, murni tidak ada niat melecehkan profesi LSM dan wartawan,” ujarnya.
Tujuan dirinya mengeluarkan pernyataan itu, hanya mengimbau kepada ASN untuk tidak alergi dengan LSM dan wartawan. Karena pegawai di Pemkot Bima yang ia lihat banyak yang alergi.
“Seperti Kepala OPD juga, kalau ada wartawan, tidak ada yang mau ketemu,” ungkapnya.
Padahal sambungnya, tidak ada yang perlu ditakuti terhadap dua profesi itu. Seperti dirinya, jika memang ada rejeki, diberikan kepada LSM dan wartawan.
“Jadi hanya itu, tidak bermaksud melecehkan,” terangnya.
Pada pidato saat apel pagi juga, dirinya meminta agar semua bisa menjalankan tugas masing-masing dengan baik dan benar.
Maka dari hati yang paling dalam tambahnya, Sekda kembali meminta maaf kepada wartawan dan LSM.
Pada pertemuan itu, sejumlah pekerja media menyampaikan pandangan. Diawali dari Ketua PWI Kota Bima Indra Gunawan yang menyampaikan terima kasih kepada Sekda karena sudah datang ke Kantor PWI dan menyampaikan permohonan maaf.
Terkait pernyataan Sekda, menurut Gunawan masalahnya tidak hanya menyangkut satu organisasi, tapi semua profesi wartawan. Namun Sekda telah datang dan menyampaikan klarifikasi.
“Terjawab sudah apa maksud Sekda menyampaikan pernyataan itu,” katanya.
Nasruddin selaku Ketua AWPI Bima berharap semoga ada hikmah dari peristiwa ini. Pihaknya juga mengutarakan sudah banyak diskusi dari pertempuan para wartawan. Meski belum ada kesimpulan akhir, namun pada momen rapat semua sepakat melaporkan Sekda ke polisi.
Di tempat yang sama, Ketua AJI Bima Sofiyan Asy’ari menjelaskan, meskipun Sekda merasa tidak ada niat melecehkan, namun pernyataan itu secara tidak langsung telah merendahkan profesi wartawan.
“Seolah-olah profesi ini gampangan,” tegasnya.
Pernyataan Sekda tersebut tegas Sofiyan lagi,l sama halnya menggerus profesi ini. Sebab, kalimat itu tidak hanya didengarkan ASN tapi publik di luar karena menggunakan pengeras suara.
“Ini menjadi pembelajaran untuk kita semua. Perlu pak Sekda juga ketahui, menjaga profesi ini tidak hanya Jurnalis, tapi semua stakeholder yang ada,” pungkasnya.
Ketua IPJI Bima Doni juga menyampaikan terima kasih kepada Sekda yang sudah berbesar hati datang dan menyampaikan permohonan maaf dan klarifikasi.
“Tapi secara pribadi dan kelembagaan, kami tetap akan melaporkan ke ranah hukum,” ujarnya.
Ketua MIO Sukirman juga memandang pernyataan Sekda melalui apel pagi tersebut sangat memukul dan menciderai profesi ini. Maka jika dilihat dari sisi hukum, jelas memenuhi unsur pidana.
“Maka kami meminta kepada Wali Kota Bima untuk mencopot Sekda ini. Karena Wali Kota juga sangat bersinergi dengan media,” bebernya.
Ketua PWI Kabupaten Bima Firmansyah pada moment pertemuan itu meminta kepada Sekda agar menyampaikan kembali klarifikasi dan permohonan maaf di hadapan ASN, saat apel gabungan mendatang, menggunakan pengeras suara seperti saat menyampaikan kalimat itu pada Senin kemarin.
“Pertimbangannya, apa yang disampaikan Sekda hari ini, belum tentu didengarkan oleh para ASN,” sarannya.
Sekda Kota Bima kembali mengatakan, kedatangannya ini murni niat baik agar informasi tidak semakin membias. Pernyataannya pun saat itu, niat hanya ingin membina ASN. Tidak ada maksud lain.
Ia pun berjanji, pada moment apel gabungan nanti dia akan menyampaikan kembali ke ASN terkait permohonan maaf dan klarifikasi terhadap para jurnalis ini.
“Nanti akan saya sampaikan kembali ke ASN,” tukasnya.
Sekda juga mengungkapkan, tidak ada satupun wartawan selama ini yang meminta uang secara paksa padanya. Namun dirinya memahami, jika ada rejeki akan diberikan ke LSM dan wartawan.
“Kalau pun tidak ada, saya beritahu baik-baik dan tidak memberikannya,” terangnya.
Soal putusan hasil rapat wartawan tambah Sekda, silahkan diambil sesuai hati nurani. Jangan karena kedatangannya di Kantor PWI, menganggu hasil rapat dan keputusan wartawan.
“Namun pada intinya juga, permasalahan ini jadi pelajaran khusus dan berharga bagi saya ke depan,” tambahnya. (rls/pwi)