MXGP  

Kemenparekraf Perkuat Jejaring dan Atraksi Wisata Sambut MotoGP Mandalika 2024

MANDALIKA– Menyambut MotoGP Mandalika 2024, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Penguatan Jejaring dan Atraksi Wisata Desa di DPSP Mandalika.”

Acara ini berlangsung di 360 Hill Bale Wonderful Indonesia, Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, pada Jumat, 20 September 2024, dengan tujuan memperkuat jaringan antara pemangku kepentingan dan mengidentifikasi potensi atraksi wisata desa di sekitar Mandalika.

Hadir dalam acara ini, Direktur Pengembangan Destinasi II Kemenparekraf, Bambang Cahyo Murdoko, mewakili Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur.

Bambang menyatakan bahwa pemerintah terus mendukung pengembangan destinasi pariwisata dengan memperkuat jejaring antar-stakeholder dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM).

Pada tahun 2024, Kemenparekraf telah menciptakan jaringan desa wisata melalui sistem Jadesta.com dengan 6.023 desa wisata terdaftar. Selain itu, penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) yang telah diraih oleh desa wisata di NTB sejak 2021 hingga 2024 menjadi bukti kualitas pengelolaan wisata di wilayah ini.

Melalui FGD ini, diharapkan setiap desa wisata dapat memetakan keunggulan dan kearifan lokalnya untuk mengembangkan strategi pariwisata yang lebih baik. “Pendampingan akan terus dilakukan agar desa wisata dapat meningkatkan layanan kepada pengunjung dari berbagai belahan dunia,” ujar Bambang.

Pengembangan Pariwisata Berkualitas di Mandalika

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lombok Tengah, Lalu Sungkul, turut hadir dan menekankan pentingnya pariwisata berkualitas di Mandalika. Ia menyebutkan bahwa aspek-aspek seperti pengalaman wisata, keberlanjutan lingkungan, manfaat bagi warga lokal, dan pengelolaan destinasi yang baik harus diperhatikan.

Ia juga menyatakan bahwa Lombok Tengah telah memiliki 26 desa wisata yang sudah diberikan SK, dengan beberapa desa di Kecamatan Pujut, seperti Mertak, Kuta, Sukadana, Rembitan, dan Sengkol, telah menjadi destinasi unggulan. “Kita akan mendukung setiap desa wisata dengan regulasi dan strategi pengembangan yang sesuai,” kata Lalu Sungkul.

Kolaborasi untuk Penguatan Desa Wisata

FGD ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk 70 perwakilan Pokdarwis, karang taruna dari 16 desa di Kecamatan Pujut, Ketua Asita NTB yang juga Wakil Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD), Dewantoro Umbu, serta perwakilan dari kementerian dan lembaga terkait.

Diskusi difokuskan pada pengembangan wisata berbasis kearifan lokal, dengan tujuan memperkuat desa wisata sebagai destinasi yang menawarkan keunikan budaya, alam, dan ekonomi kreatif khas Lombok.

Melalui berbagi pengalaman dan pertukaran ide, diharapkan desa-desa wisata di kawasan Mandalika dapat meningkatkan daya saing dan kualitas mereka, sehingga mampu memberikan pengalaman yang lebih kaya dan berkesan bagi wisatawan yang berkunjung. (red)

Keterangan foto:

Pembicara dan peserta FGD, foto bersama. (istimewa)