MATARAM (NTBNOW.CO) – Program nasional percepatan pencegahan stunting diatensi serius Pergerakan Wanita Nasional Indonesia (PERWANAS).
Dewan Pengurus Pusat (DPP) dan Dewan Pengurus Daerah (DPD) PERWANAS Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (1/11/2022), menggelar rapat kecil persiapan kegiatan Orientasi Komunikasi Antar Pribadi (KAP) bagi Kader Ormas, di Rumah Makan Lesehan Bebek Galih Jalan Gajah Mada No.9 Jempong Kota Mataram.
Ketua Umum DPP PERWANAS Rosa Muhammad didampingi Dewan Penasihat DPP Hj. Khairunnisa, Selasa (1/11/2022) sore, di Rumah Makan Lesehan Bebek Galih Jalan Gajah Mada No.9 Jempong Kota Mataram, usai rapat persiapan kegiatan Gerakan Pengentasan Stunting di NTB mengatakan, orientasi KAP dilaksanakan di enam provinsi.
“NTB terpilih sebagai salah satu lokasi orientasi KAP, mengingat NTB menjadi salah satu provinsi yang memiliki angka stunting cukup tinggi,” ungkapnya.
Ketum PERWANAS sapaan Ibu Ocha itu menuturkan, empat ormas yang akan turut serta dalam kegiatan orientasi KAP yang akan digelar selama tiga hari (2-4 November 2022), diantaranya adalah Pita Putih Indonesia (PPI), Dharma Wanita Persatuan (DWP), Kongres Wanita Indonesia (Kowani) dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (Kwarnas).
“Masing-masing ormas wanita ini termasuk PERWANAS akan mengirimkan kader-kadernya, yakni dari lima kabupaten/kota yang telah ditentukan masing-masing akan mengirim enam orang kader,” ujarnya.
Sementara Ketua DPD PERWANAS NTB Vera Irsanti mengungkapkan, peserta dari kader PERWANAS telah ditentukan berasal dari lima kabupaten/kota se-NTB.
“Lima kabupaten/kota se-NTB tersebut diantaranya Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah dan Kabupaten Bima,” katanya.
Vera berharap dengan adanya kolaborasi dari berbagai elemen wanita dan institusi terkait tersebut, nantinya angka stunting di NTB dapat segera terentaskan.
“Ini adalah bentuk kepedulian wanita sebagai ibu dan calon ibu, untuk menjaga generasi bangsa ke depan. Semoga gerakan yang dibidani para wanita ini, bisa menjadikan NTB sebagai provinsi yang bebas stunting,” harapnya.
Untuk diketahui, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun), akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi kondisi stunting baru terlihat setelah bayi berusia dua tahun. (red)