LOMBOK BARAT (ntbnow.co) – Dipimpin 17 sulinggih atau pedanda Siwa-Budha, umat Hindu se-Pulau Lombok menggelar upacara Dharma Yatra Pelanduh Jagat, Rabu (28/12/2022), di Pura Batu Bolong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ketua Dewan Koordinasi Wilayah (Dekorwil) Pusat Koordinasi Hindu Indonesia (Puskor Hindunesia), I Wayan Yogi Swara, S.H. mengatakan merasa bangga bisa ngiringan/ ngawal Pedanda Siwa Bhuda dalam melaksanakan Darma Yatranya. Pelaksanaan Dharma Yatra tersebut untuk memohon keselamatan kepada Sang Hyang Widhi Tuhan Yang Maha Esa.
“Jadi kegiatan ini dipandang perlu untuk dilakukan. Mengingat beberapa waktu terakhir ini beberapa wilayah di Indonesia ditimpa musibah atau bencana alam, dan jadi ajang mendokan saudara kita di Jawa yang tertimpa Gempa Bumi dan Erupsi Gunung Semeru agar kuat dan bangkit dari ujian Tuhan, ” ungkapnya.
Selanjutnya Ketua Pura Batu Bolong Ketut Oka Jelantik menyampaikan merasa bangga dipercaya untuk mgiring/mengawal upacara ini, merasa terharu dengan semangat antusias masyarakat yang luar biasa, yang mana tetap semangat dengan tulus walaupun sedang diguyur hujan.
Disebutkan, 17 pedanda Siwa-Budha yang memimpin Dharma Yatra dari tiga arah mata angin.
Enam pedanda dari arah timur menghadap ke barat yaitu Pedanda Istri Ketut Rai Sebali Manuaba, Pedanda Istri Jelantik Manuaba, Pendanda Gede Nyoman Dewan Purwaka, Pedanda Gede Made Bhuana Raksa Sebali Waisnawa, Pedanda Gede Made Jelantik Dwijaputra dan Pedanda Gede Wayan Putra Sanghya.
Sedangkan 6 Pedanda di arah barat menghadap timur dipimpin Pedanda Gede Jelantik Purna Diksa, Pedanda Gede Wayan Gunung, Pedanda Gede Nyoman Puja Manuaba, Pedanda Istri Oka Padmi Manuaba, Pedanda Gede Pidade Sebali Keniten dan Pedanda Gede Wayan Sebali Panghiangi,” sebutnya.
Lanjut Lima Pedanda dari arah timur menghadap barat yaitu Pedanda Gd Tianyar Manuaba, Pedanda Gde Buruan Manuaba, Pedanda Gde Istri Rai PATNI, Pedanda Gde Ngenjung Peling (Bali), Pedanda Gde Made Jelantik Dwija Gautama.
Ditemui usai memimpin ritual Dharma Yatra, Pedanda Gede Made Bhuana Raksa Sebali Waisnawa menyampaikan upacara tersebut sebagai perwujudan syukur kepada Sang Pencipta dan pemelihara jagad raya, serta memohon kedamaian hati atas ingat Tuhan, atas alam semesta seisinya, atas seluruh manusia serta dan atas segala hal kasat mata di alam semesta ini.
“Semua apa yang terjadi pada kita di alam ini, sudah pasti ada tujuan dan maksud di balik semuanya. Karena itu, kita harus selalu bersyukur ingat menghaturkan puja Doa untuk keselamatan kita kepada Tuhan, khususnya kita yang ada di NTB,” ucapnya. (Anang)