Upacara Bhuana Kertih dan Danu KERTIH: Ummat Hindu di Lombok Minta Hujan dengan Kelembutan

LOMBOK, NTBNOW.CO- Dalam sebuah ritual yang penuh makna dan kelembutan, umat Hindu di Lombok menggelar upacara Bhuana Kertih dan Danu KERTIH.

Upacara ini pertama-tama dipimpin oleh Pedandan Gd MD BHUANA RAKSA SEBALI WAISNAWA dan akan diikuti oleh ratusan umat Hindu pada tanggal 29 Oktober 2023. Tiga Sulinggih atau Pendeta Hindu, yaitu Pdd Gd Jelantik Dwija Putra (Griya Suranadi), Pdd Gd Ketut Sebali Trena (Griya Cakranegara), dan Pdd Gd Buruan Manuaba (Griya Tohpati Cakranegara), akan memimpin upacara “Mulang Pekelem” di Danau Segara Anak Gunung Rinjani.

Upacara ini bertujuan memohon agar hujan segera turun dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Puncak Gunung Rinjani, Danau Segara Anak, Mendem Pedagingan, Mlaspas Padmasana Baru Jari dihamparan Lahar Gunung Baru Jari, Nunas Amerta di Gue Manik, Gue Susu Kalak, dan Pancor Selaka Rinjani menjadi lokasi-lokasi sakral di mana ritual ini dilaksanakan.

Pedande Gede Made Buana Raksa Sebali Waisnawa, seorang pemimpin rohani dari Griya Cemara, melakukan perjalanan ke puncak Gunung Rinjani. Di sana, ia menanam bibit pohon beringin dan Cemara sambil membersihkan sampah plastik. Dalam semangatnya, ia menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga alam, “Cintailah alam, maka alam akan mencintai kita. Mari lestarikan alam ini, bawalah pulang sampah plastikmu, karena gunung bukanlah tempat sampah. Tanamlah bibit untuk penghijauan.”

Selain itu, Pedande Gede Made Buana Raksa Sebali Waisnawa memberikan pesan inspiratif kepada para pendaki, “Ketika hendak mencapai puncak gunung, jangan hanya terpaku pada tujuan akhirnya. Perhatikanlah perjalananmu, dan teruslah berjalan. Dengan tekad yang kuat, engkau akan sampai di puncak itu.”

Upacara Mulang Pekelem ini juga mempromosikan kebanggaan menjadi warga negara Indonesia dengan pesan, “Eling Leluhur – Leluhur Eling, Nusantara Setate rahayu Rahayu rahayu.”

Tujuan utama dari upacara ini adalah memohon kesejahteraan, sebagaimana yang diyakini oleh umat Hindu bahwa kesejahteraan datang bersama dengan turunnya hujan. Dengan hujan yang melimpah, petani di daerah tersebut diharapkan akan mendapatkan hasil panen yang subur.

Upacara “Mulang Pekelem” menjadi wujud penghargaan terhadap alam dan doa untuk kesejahteraan masyarakat Hindu di Lombok. (ang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *