LOBAR, NTBNOW.CO– Pura Sinjang di Desa Batu Bolong, Kecamatan Batu Layar, memukau dengan penyelenggaraan Upekara Darma Yatra yang meriah. Acara ini, yang diselenggarakan bersamaan dengan Mendem Pedagingan di Pura Sinjang dan kegiatan Wana Kertih Mandiri, melibatkan Pengurus dan Pengerembe Pura Jagdnatha Sangkara Hyang-Mataram serta masyarakat Mataram dan Lobar.
Kelima Sulinggih Siwa Bhuda turut serta dalam kegiatan ini, termasuk PDD GD Pidada Sebali Keniten (Griye Suranadi), PDD GD Jelantik Dwijeputra (Griye Suranadi), PDD Istri Ketut Sebali Manuaba (Griya Sweta), PDD GD MD Bhuana Raksa Sebali Waisnawa (Griya Cemara-Mataram), dan PDD GD Karang Pradnyana (Griya Sindu-Cakra Mataram).
Upacara ini tidak hanya merayakan spiritualitas, namun juga memiliki tujuan mulia, yaitu memperkuat konsep Tri Hita Karana. Dengan menjaga harmoni dengan Tuhan, meningkatkan keharmonisan sesama manusia, dan menjaga kelestarian alam melalui penanaman pohon dan pembersihan sampah plastik.
Terletak di alam Hutan Lingkungan Loco Senggigi, Pura Sinjang memiliki makna spiritual dan sejarah panjang bagi masyarakat Hindu Loco. Dipercaya sebagai tempat suci, Pura Sinjang memberikan anugrah kesuburan dan keberuntungan dalam kehidupan.
Dalam wawancara, PDD GD Pidada Sebali Keniten mengingatkan umat Hindu untuk tetap menghormati keputusan Mahkamah Agung terkait pemenangan Parisada Pemurnian atas kasasi melawan Parisada WBT. Bahwa ini penting untuk dihormati, diketahui dan dijalankan oleh seluruh umat Hindu di Nusantara Indonesia untuk keutuhan umat Hindu tanpa ada perpecahan.
PDD GD Jelantik Dwijeputra menggambarkan Pura Sinjang sebagai tempat yang penuh aura dan kesucian.
Pedanda Gede Made Bhuana Raksa Sebali Waisnawa, pada kesempatan yang sama, pentingnya bersyukur, menjaga alam dengan menanam pohon dan membersihkan sampah plastik, dan menjelang pemilu meningkatkan persatuan jangan perbedaan pilihan membuat perpecahan dan permusuhan.
Upacara ditutup dengan nyanyian “Eling Leluhur Leluhur Eling, Nusantara Indonesia, Rahayu Rahayu Rahayu.” Bendera Merah Putih berkibar sebagai bentuk penghormatan, diiringi nyanyian lagu Indonesia Raya, menjadi puncak dari Darma Yatra yang sarat makna dan keindahan. (nang)