Kasus  

Pendaki Pemula Dilarang Naik Rinjani

MATARAM (NTBNOW.CO)–Kejadian jatuhnya pendaki Brasil Juliana Marins (26) beberapa hari lalu di Gunung Rinjani membuat pemerintah provinsi NTB dan semua stakeholder terkiat muali berbenah.

Plh Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Lalu Muhammad Faozal mengatakan hasil rapat dengan semua stakeholder ada sembilan catatan untuk menyelesaikan masalah Rinjani.

“Dalam catatan itu yang paling penting aStandar Operasional Prosedur  (SOP) pendakian,” ucapnya, Senin 29/6.

Menurutnya SOP sangat penting untuk memastikan apakah sesuai atau belum dengan kebutuhan orang yang naik ke Rinjani. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) harus lebih selektif lagi untuk orang yang sudah memiliki kualifikasi khusus.

“Misalnya orang yang ke Rinjani adalah orang yang punya kualifikasi khusus. Kalau yang pemula jangan naik ke Rinjani dulu, sangat menantang dan beresiko,” tuturnya.

Mantan kadis Pariwisata ini juga mengusulkan untuk pemula sebaiknya diarahkan ke Bukit Seven Summit yang ada di kawasan TNGR terlebih dahulu. “Yang pemula-pemula mungkin kita atur ke yang lain seperti 7 summit di kawasan TNGR, ” ucapnya.

Selanjutnya, catatan dalam rapat koordinasi tersebut juga membahas soal sampah, asuransi, aplikasi E-Rinjani, kuota, lisensi dan sertifikasi baik TO dan guide,  hingga safety briefing.

“Dari data beberapa asosiasi tadi ada sekitar ada 600 pemandu dan yang punya lisensi hanya 50 persen dan 50 persen lagi tidak punya lisensi tapi bisa naik. Ini yang harus kita bahas lebih detail,” tegas Faouzal.

Kepala Balai TNGR Yarman mengatakan pihaknya akan mulai berbenah mulai dari standar pendaki yang naik ke Rinjani.

“Terkait dengan pemula dilarang ke Rinjani dulu saya setuju. Mengingat Rinjani topografinya cukup ekstrem untuk itu perlu kita diskusikan,” pungkasnya. (can)

Keterangan Foto:

Suasana Gunung Rinjani. (susan/ntbnow.co)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *