MATARAM (NTBNOW.CO)–Setelah kematian pendaki asal Brasil Juliana Marins (26) di Gunung Rinjani, pemerintah provinsi (Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB) bakal membentuk Non-Governmental Organizatio (NGO) dengan nama Institut Juliana.
Plh Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Lalu Moh Faozal mengatakan, tujuan dibentuknya NGO institut Juliana untuk meningkatkan keterampilan Sumber daya Manusia (SDM) pemandu dan porter Rinjani dan upgrate skill.
“Tujuannya ya untuk menambah lebih Sefty lagi dan meningkatkan SDM para pemandu Gunung Rinjani,” katanya, Senin 29/6.
Menurutnya, minimnya alat keselamatan di pendakian Gunung Rinjani akan menjadi pembahasan di Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dan kedutaan Brasil menawarkan alat safety dan peralatan.
“Tali aja kita gak punya, penunjuk arah aja gak ada ya bagaimana coba,” tuturnya.
Mantan kadis Pariwisata NTB itu juga meminta Balai TNGR untuk segera membuat proposal untuk mengajukan tambahan alat sefty dan rescue di tim rescue.
“Yang paling penting kita akan membahas satu proposal resmi ke duta besar Brasil untuk tindak lanjut dari diskusi kita soal Juliana institut yang akan banyak membantu soal safety dan peningkatan SDM terutama rescue di Rinjani,” ucapnya.
Faozal juga membeberkan, Juliana akan dibangun tahun 2025 ini, dan akan dimulai dengan melakukan pertemuan dengan pihak kedubes Brasil di Jakarta dan pihak keluarga Juliana.
“Kemarin kita minta, tahun ini dibuat karena mereka minta ini momen Juliana untuk dia,” ucapnya.
Kepala Balai TNGR Yarman mengatakan, terkait dengan NGO Institut Juliana pihaknya setuju apabila berkaitan dengan program yang sejalan dengan pengelolaan Balai TNGR.
“Kami setuju dan nantinya akan menjadi mitra kami,” ucapnya.
Untuk lokasi pasti pembangunan Institut Juliana belum bisa dipastikan, lantaran ini tersebut masih rencana awal dengan Pemprov NTB.
“Baru sebatas komunikasi dengan Pemprov NTB, nanti kita lihat selanjutnya,” imbuhnya. (can)
Keterangan Foto:
Plh Sekda NTB, Lalu Muhammad Faozal
