MATARAM (NTBNOW.CO)– Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhammad Iqbal menemui para korban dugaan pelecehan dan persetubuhan oknum Pimpinan Pondok pesantren (Ponpes) Insal AF (57) alias Walid Lombok.
Pertemuan tesebut berlangsung di Kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) NTB, Rabu 23/4 sore.
“Ngenes rakyat jadi korban, mau nangis rasanya,” sesal Iqbal usai mendengarkan keterangan dari para korban.
Ia mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan terkait penanganan kepada penegak hukum (Polda NTB) untuk ditindak seberat beratnya. Supaya kejadian pencabulan dan persetubuhan kepada anak dan perempuan tidak terulang kembali dilingkungan manapun.
“Siapapun yang melakukan pelecehan seksual harus diberikan hukuman seberat-beratnya,” katanya.
Menurut Mantan Duta Besar Indonesia untuk Turki itu, kejadian pelecahan tersebut di pesantren tetapi bukan di Ponpes, lantaran atas kejadian ini kegiatan belajar menjadi terganggu.
“Predator seperti ini di manapun, jadi perilaku buruk seperti ini ada di mana-mana, tolong jangan menjenelarisir, bahwa ini kasus Ponpes, memang orangnya (AF) ini yang jahat,” tegasnya.
Pria yang akrab disapa Mik Iqbal ini juga meminta kepada semua pihak untuk memberikan perlindungan bagi korban, agar jangan sampai para korban mengalami revitimisasi.
“Kita jaga identitasnya, privasinya, supaya mereka bisa melakukan integrasi sosial mulus. Jadi, saya sudah menyampaikan ke teman-teman ini, apapun yang mereka butuhkan dalam rangka merehabilitasi korban agar kita bantuk, supaya proses trauma healingnya berjalan dengan lancar, ” tandasnya.
Untuk diketahui, sebelumnya terduga AF dilaporkan sembilan alumni santriwati tempatnya mengajar atas dugaan pencabulan dan persetubuhan.
Dari catatan Koalisi Stop Kekerasan Seksual (KSKS) NTB sebanyak 22 alumni santriwati menjadi korbannya. Sembilan orang dipastikan sudah melaporkan kejadian tersebut di Polresta Mataram. 10 korban yang sampai digauli. Sisanya itu pencabulan.
Modus yang digunakan AF yakni menjanjikan akan memberikan keberkatan di rahim korbanya supaya dapat melahirkan anak-anak yang menjadi seorang wali atau pemuka agama.
Dugaan pelecehan seksual itu terjadi sejak 2016 hingga 2023 dan dilakukan di tengah malam dalam area Ponpes dan kejadian berlangsung tengah malam.
Korban rata-rata duduk di bangku kelas satu Aliyah hingga kelas tiga Sanawiyah.
Dugaan pencabulan dan persetubuhan ini masih tahap proses penyelidikan Polresta Mataram dan AF akan segara ditetapkan tersangka dalam waktu dekat. (can)
Keterangan Foto:
KUNJUNGI: Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal temui para korban Pencabulan dan persetubuhan Oknum Ponpes Insal AF di UPTD PPA NTB.