Kasus  

Ratusan Driver Online Demo di Kantor Gubernur NTB, Tuntut Penghapusan Program Slot Grab

MATARAM (NTBNOW.CO)— Ratusan driver online dan ojek online (ojol) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis, 17 April 2025. Mereka menuntut manajemen Grab menghentikan program promo slot atau skema bisnis aplikator yang dinilai merugikan mitra driver.

Koordinator aksi, Rudy Santono, menjelaskan bahwa program slot Grab merupakan program hemat yang potongan biayanya justru memberatkan para driver dan ojol.

“Teman-teman yang mengambil orderan melalui program ini hanya mendapatkan penghasilan sedikit. Sangat rugi dibandingkan kerja keras mereka setiap hari. Kami minta pemerintah mendengar dan segera bertindak,” ujarnya.

Menurut Rudy, potongan biaya dari program promo Grab mencapai lebih dari 40 persen. Padahal, berdasarkan regulasi, maksimal potongan hanya diperbolehkan 10 hingga 20 persen.

“Kami menuntut agar potongan dikembalikan ke skema awal, yakni maksimal 20 persen,” tegasnya.

Selain soal potongan, para driver juga meminta pemerintah menetapkan tarif dasar transportasi online di NTB dengan skema per kilometer yang lebih adil dan menguntungkan mitra.

“Saat ini tarif dasar hanya Rp2.500 per kilometer. Dalam praktiknya, dari titik jemput hingga antar sejauh 4 kilometer, kami hanya dibayar sekitar Rp10.400. Itu belum termasuk jarak kami menuju ke lokasi penjemputan yang tidak dihitung,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa sebagai driver mobile, para ojol tidak memiliki titik tetap, sehingga jarak tempuh menuju pelanggan seharusnya turut diperhitungkan oleh aplikator.

Lebih jauh, para peserta aksi juga meminta Grab untuk menghentikan perekrutan driver dan ojol baru.

“Stop pendaftaran driver baru. Jumlah kami sudah terlalu banyak. Sekarang saja, banyak yang hanya dapat tiga sampai empat orderan per hari. Bahkan tidak cukup untuk beli bensin,” kata Rudy.

Menurutnya, tuntutan ini sudah disampaikan ke manajemen Grab, namun hingga kini belum ada respons. Ia menduga manajemen Grab enggan untuk bernegosiasi dengan para mitra.

“Kalau tuntutan ini tidak dipenuhi, kami siap untuk menolak keberadaan Grab di Lombok. Masih ada aplikasi lain yang tidak merugikan driver,” tegas Rudy dalam orasinya.

Aksi ini menjadi peringatan keras bagi aplikator agar lebih adil terhadap mitra driver, sekaligus menjadi sorotan bagi pemerintah daerah agar segera menindaklanjuti tuntutan tersebut. (can)

Keterangan Foto:

UNJUK RASA: Ratusan Driver dan Ojol lakukan aksi demo di depan kantor Pemprov NTB, Kamis 17/4. (Foto: Susan/ntbnow.co)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *