MATARAM (NTBNOW.CO)–Puluhan keluarga almarhum Brigadir Esco Faska Rely datangi Polda Nusa Tenggara Barat (NTB). Kedatangan mereka menuntut polisi segera mengungkap misteri kematian anggota Polsek Sekotong itu.
Kuasa hukum Brigadir Esco Lalu Anton Hariawan mendesak pihak kepolisian untuk segara menetapkan tersangka pelaku pembunuhan.
“Kami bersama pihak keluarga meminta kejelasan penyebab kematian Brigadir Esco,” katanya, Kamis 11/9.
Dia mengungkapkan, indikasi kematian Brigadir Esco itu meninggal dunia karena dibunuh itu cukup kuat. Seperti hasil otopsi yang menyebut ada bekas benda tumpul dan pihak keluarga juga mengaku menemukan beberapa luka di tubuh korban.
“Ada keluarga yang turut serta saat otopsi itu, ada beberapa luka yang mereka lihat di beberapa bagian tangan serta tubuh korban,” sebutnya.
Dia berharap dengan kedatangan pihak keluarga almarhum Brigadir Esco ke Polda NTB bisa segera mengungkap bahkan melakukan gelar perkara. Sehingga bisa dilakukan penetapan tersangka.
“Kami berharap semua terungkap dengan seterang-teranganya,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Subdit III Bidang Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Reskrimum Polda NTB AKBP Catur Erwin Setiawan mengungkapkan semua proses masih berjalan.
“Semua masih berperoses, kami masih mengumpulkan alat bukti supaya kasus ini terang benderang,” ungkapnnya.
Dia mengaku, penyidik masih membutuhkan waktu untuk memeriksa dan menganalisa kematian Brigadir Esco tersebut.
“Kita butuh waktu ya, kami mau mengumpulkan bukti yang sebanyak-banyaknya supaya calon tersangka nantinya tidak lepas. Jadi tunggu saja,” imbuhnya.
Untuk diketahui Sebelumnya, penemuan jenazah Brigadir Esco pada tanggal 24 Agustus 2025 berawal dari seorang warga, 50 tahun, yang sedang mencari ayam peliharaannya di bukit belakang rumahnya sekitar pukul 11.30 WITA. Saat menyisir area tersebut.
Dari hasil olah TKP, polisi menemukan beberapa barang bukti di sekitar lokasi penemuan jenazah. Barang bukti tersebut antara lain satu buah kunci sepeda motor Honda Scoopy, sepasang sandal jepit berwarna putih, dan satu unit telepon genggam.
Hasil olah TKP menunjukkan korban ditemukan tak bernyawa dengan leher terikat tali pada batang pohon. Posisi tubuh korban berada di sekitar pohon di area dengan kondisi tanah yang miring dan agak curam. (can)