Indonesia-Turki Sepakat Perkuat Kerjasama Teknologi Tinggi

INDONESIA (NTBNow.co)–Turki sepakat perkuat kerjasama pengembangan berbagai teknologi tinggi antara lain teknologi nuklir, medis –termasuk vaksin, farmasi, energi alternatif, dirgantara serta teknologi luar angkasa. Termasuk di dalamnya rencana pengembangan roket, satelit serta bandar angkasa untuk peluncuran satelit di dua lokasi di Indonesia.

Selain itu, kedua negara juga membahas rencana kerjasama riset sertifikasi produk halal dan kemungkinan melakukan penelitian bersama di Benua Antartika polar research Turki sendiri sejak 2019 sudah membangun stasiun penelitian di Antartika dan saat ini sudah mendapatkan status Negara Pengamat di Dewan Antartika.

Kesepakatan kerjasama teknologi tersebut dibahas Kepala BRIN, Dr. Laksana Tri Handoko, saat menerima kunjungan daring mitranya, Menteri Industri dan Teknologi Turki, Mustafa Varank (9/2).

Dalam kunjungan yang diprakarsai oleh KBRI Ankara tersebut, Kepala BRIN didampingi oleh Duta Besar RI untuk Turki, pejabat di lingkungan BRIN dan wakil Kemlu.

Sementara itu, Menteri Varank didampingi oleh Duta Besar Turki untuk Indonesia, pejabat terkait dari TUBITAK Scientific and Technological Research Council of Turkey, sejumlah kepala lembaga riset di Turki dan kalangan dunia usaha.

“Sebagai lembaga baru yang mengintegrasikan seluruh sumber daya riset dan inovasi nasional, BRIN saat ini sudah siap sepenuhnya untuk melakukan kerjasama internasional di bidang pengembangan riset dan inovasi. Turki adalah salah satu negara pertama dan memiliki banyak kesamaan visi,” ujar Kepala BRIN saat memperkenalkan lembaga yang baru resmi menjalankan fungsinya sejak tahun 2021 lalu.

Sementara itu, Menteri Mustava Varank menyampaikan antusiasme Turki untuk bekerjasama dengan Indonesia karena menurut Varank Indonesia dan Turki adalah dua negara Muslim besar yang demokratis dan anggota G-20. Keduanya memiliki banyak sekali potensi riset dan keilmuan yang dapat dipertukarkan dan dikerjasamakan.

“Terima kasih atas keikutertaan Indonesia pada pameran teknologi Teknofest ke-3 tahun 2021 di Turki. Indonesia adalah peserta asing pertama dalam teknofest tersebut. Ini awal yang sangat baik bagi kerjasama riset dan teknologi kita ke depan. Seluruh ekosistem riset Turki siap untuk terlibat dalam kerjasama ini,” imbuh Menteri Mustafa Varank.

Dalam pertemuan tingkat menteri teknologi kedua antara Indonesia-Turki ini, kedua pihak sepakat mempercepat penyelesaian perjanjian kerjasama antar pemerintah di bidang riset dan teknologi dalam dua bulan ke depan. Keduanya juga sepakat menyelesaikan semua protokol yang terkait dengan perjanjian tersebut.

“Ini adalah pertemuan kedua pada level menteri, setelah Menristek melakukan kunjungan virtual pada tahun 2020 lalu. Pertemuan kali ini sangat produktif dan konstruktif. Ini menunjukkan keseriusan kedua pihak. Kita targetkan perjanjian diantara kedua negara bisa ditandatangani sesegera mungkin, karena beberapa proyek riset bersama sudah siap dilakukan,” ungkap Lalu Muhamad Iqbal, Duta Besar RI untuk Turki.

Sebagaimana diketahui, saat ini, Turki sedang mengembangkan Turksat 6A, satelit komunikasi full frame buatan lokal yang akan diluncurkan pada pertengahan tahun 2023. Di bidang vaksin dan obat-obatan, dengan dukungan 23 institut di bawah TUBITAK yang bekerjasama dengan sektor swasta dan universitas, Turki memiliki dukungan ekosistem riset dan inovasi yang kuat. Turkovac, vaksin buatan lokal telah memperoleh Emergency Application dari Turkish Medicines dan Medical Devices Agency, telah digunakan secara luas di Turki dan sejumlah negara Afrika, dan dalam proses asesmen dari WHO.

Di bidang pengembangan start-ups and UMKM teknologi, dengan dukungan iklim kewirausahaan yang kondusif, sejak tahun 2021, Turki telah memiliki 5 unicorn dimana pemerintah mendukung sebagai inkubator.
“Terdapat banyak kemiripan antara ekosistem riset dan inovasi di Turki dengan ekosistem riset inovasi yang menjadi visi BRIN untuk dikembangkan di Indonesia,” imbuh Dubes Iqbal.

Pada kesempatan tersebut, Kepala BRIN meminta dukungan Turki atas usulan Indonesia tentang pembentukan Working Group Riset dan Inovasi dalam forum G20, Juli dan Agustus 2022 mendatang. (has/rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *