Merangsang Hormon Bahagia di Malam Sabtu

MALAM mulai beranjak ke peraduan. Waktu di hand phone (Hape) menunjukkan pukul 22.30 Wita. Kok di hape? Jam tangan sepertinya mulai ditinggalkan. Tiga teman makan ayam Taliwang malam Sabtu, di emperan pertokoan jalan Pejanggik itu, tak satu pun pakai jam tangan. Padahal aksesoris satu itu sebelumnya jadi lambang kemewahan. Simbol status sosial. Tajir tidaknya dapat dilihat dari merk jam yang digunakan.

Harganya pun rada gila. Ada jam tangan sampai miliaran. Tapi yang lebih gila lagi, ada pejabat yang tertangkap kamera wartawan di tangannya melingkar jam seharga miliaran. Kira kira berapa penghasilan bulanan yang mereka dapatkan?

Tapi kini, semua sudah berpindah ke hape termasuk penunjuk waktu. Jangankan jam tangan dompet pun ada di hape. Jangan heran kini ada pemeo nakal yang bilang lebih baik ketinggalan pasangan daripada hape.

Hape pun kini bukan lagi barang mewah. Walau harganya ada yang mencapai puluhan juta. Hampir semua orang pegang hape. Dari petani sampai pejabat. Apalagi kaum milineal. Hape menjadi gaya hidup. Tak peduli orang tua pening kepala. Kerja banting tulang untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka. Dari urusan makan, pakaian, pulsa sampai kuota.

Tidak satu pun anak sekarang yang tidak pakai hape. Termasuk juga pengunjung sebuah cafe dan karaoke di pusat kota Mataram, malam Sabtu (15/9) itu.

Kami bertiga, saya dan dua teman wartawan, malam itu menikmati suasana cafe dalam kota. Sekaligus ingin mengecek kebenaran informasi kalau saat ini dunia hiburan malam mulai pindah ke kota. Perlahan meninggalkan obyek obyek wisata macam Senggigi dan lainnya.

Tidak ada hambatan masuk Cafe dan Karaoke itu. Maklum, salah satu teman wartawan sebut saja Nang, dikenal sebagian ladies, pekerja dan petinggi serta security cafe itu. Satu table pun sudah disiapkan untuk bertiga. Sambil menunggu minuman datang, kami menikmati hentakan house musik yang menghentak sampai ke hulu hati.

Para ladies beraksi dan penikmat hiburan malam istilah krennya Dugem itu, tak henti hentinya goyang dan anggukan kepala sembari menirukan house music. Susana Cafe makin hangat dan bingar dengan tampilnya beberapa dancer berbusana minimalis di atas panggung yang kurang lega itu.

Dugem hanya hiburan memang. Namun ternyata ada beberapa manfaat yang didapatkan. Tidak percaya? Silakan baca sampai khatam.

Kita mulai dari kata Dugem. Dugem atau singkatan dari durasi gembira. Istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan kegiatan berdansa dan berpesta dalam suasana malam dengan musik elektronik atau house music yang berdenyut cepat. Dugem itu hiburan dan penghilang stres.

Dugem seringkali juga dijadikan sebagai mekanisme untuk melarikan diri dari kehidupan sehari-hari yang penuh tekanan. Aktivitas ini dapat memberikan hiburan dan kesenangan kepada orang yang terlibat dalam bentuk musik energik, tarian, dan atmosfer yang menyenangkan.

Manfaat lainnya. Penghubung sosial. Dugem adalah tempat yang dapat memperluas jaringan sosial dan memperkenalkan orang-orang baru. Lingkungan yang menyenangkan dan musik yang enerjik memungkinkan orang-orang untuk saling berinteraksi, berteman, dan berkumpul bersama di lingkungan yang sama.

Penggalian kreativitas. Musik elektronik, seperti house music, memberikan kebebasan ekspresi yang besar. Dalam lingkungan dugem, orang dapat merasakan dan mengekspresikan diri mereka melalui gerakan tubuh, tarian, dan gaya berpakaian. Hal ini dapat memunculkan kreativitas dan eksperimen dengan gaya dan identitas pribadi.

Dugem pun meningkatkan energi dan kesegaran. Musik yang berirama cepat dan suasana yang bertenaga di lingkungan dugem dapat merangsang tubuh dan menghasilkan endorfin. Yaitu hormon “bahagia” yang dapat meningkatkan energi dan semangat. Dugem juga dapat memberikan dorongan fisik dan emosional yang memicu rasa segar dan bersemangat.

Namun, penting untuk diingat para pengelola tempat hiburan, penikmat dan ladies, meski terdapat manfaat dari dugem, ada juga risiko dan efek samping negatif yang mungkin terjadi.

Misalnya, risiko terhadap pendengaran akibat paparan suara yang keras. Risiko terhadap kesehatan akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan, serta risiko terhadap keamanan di tempat-tempat dugem yang tidak terkontrol dengan baik.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan dan mengambil tindakan yang bertanggung jawab saat terlibat dalam aktivitas dugem. Moga bermanfaat. (has)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *