SMSI Ajukan Tujuh Tokoh untuk Mendapat Anugerah Dewan Pers 2023

JAKARTA, NTBNOW.CO–Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) mengajukan tujuh figur untuk masuk dalam nomine penerima Anugerah Dewan Pers 2023. Ketujuh tokoh yang diajukan SMSI ini mewakili kategori praktisi pers, perorangan, dan lembaga.

“Kami dari SMSI sudah mengajukan secara resmi ke Panitia Anugerah Dewan Pers, nama-nama calon penerima Anugerah Dewan Pers 2023. Ada tujuh nama tokoh pers dan tokoh masyarakat peduli pers yang kami ajukan,” kata Firdaus, Ketua Umum SMSI, Jumat (22/9/2023).

Dijelaskan, dalam surat resmi SMSI nomor 0285/SMSI-Pusat/IX/2023 tertanggal 19 September 2023, ada tujuh nama yang diusulkan untuk calon penerima Anugerah Dewan Pers. Ketujuh nama tersebut adalah sebagai berikut:

1. PROF. DR MUHADJIR EFFENDY, M.AP.— Pria kelahiran 29 Juli 1956 ini adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia periode sejak 23 Oktober 2019. Muhadjir dalam kiprahnya telah banyak memberi penguatan di bidang peningkatan kualitas dan pendidikan dan kebudayaan.

2. PROF DR M MAHFUD MD— Dia adalah Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam). Mahfud membentuk Tim Percepatan Reformasi Hukum, selain sikap tegasnya yang disampaikan secara spontan dan jernih. Langkah ini sangat tepat untuk mengatasi kesemerawutan hukum di Indonesia. Percepatan Reformasi Hukum telah membawa angin segar dalam penegkan hukum di negeri ini selain memberi kepastian hukum dalam investasi, dan pembangunan serta segala macam persoalan di masyarakat.

3. NEZAR PATRIA— Ia dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Wakil Menteri Wakil Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) di Istana Negara, Senin (17/7/2023). Mantan anggota Dewan Pers ini mantan jurnalis di sejumlah media cetak dan online. Pria kelahiran Sigli, Aceh, 5 Oktober 1970 ini pernah menjadi wartawan Tempo di 1999 hingga 2008. Ia lalu pindah ke Vivanews hingga 2014 dan CNN Indonesia hingga 2015. Nezar pernah menjadi Pemimpin Redaksi The Jakarta Post (2015-2020).

4. ERROS DJAROT— Sosok ini telah mengawal kemerdekaan pers sejak zaman Orde Baru dengan Tabloid Detiknya yang dibredel dan dilarang terbit semasa Orde Baru saat Jenderal Soeharto berkuasa. Erros mendorong demokrasi di Indonesia. Pria kelahiran Lebak, Banten 22 Juli 1950, adalah budayawan, penulis lagu, dan penulis skenario.

5. ATAL S DEPARI— Mantan Wartawan Suara Karya dan kini aktif di Suarakarya.id ini adalah Ketua Umum PWI Pusat. Dia berhasil dalam program peningkatan kualitas pendidikan wartawan melalui pelatihan-pelatihan dan uji kompetensi wartawan. Ketika dunia dilanda pandemi Covid-19, Atal sebagai ketua umum PWI bersama mitra melakukan pemeriksaan swab antigen dan PCR, serta melakukan vaksinasi Covid-19 untuk sekitar 15.000 insan pers. Atal juga turut membidani sayap sosial PWI Pusat yang diberi nama PWI Peduli.

6. ZULMANSYAH SAKEDANG – Sosok ini aktif mencari solusi masalah di lingkungan masyarakat pers khususnya media cetak di era sulit di Provinsi Riau. Setahun ini mampu membangun dan menjaga transformasi media cetak ke siber dengan merintis dan menjaga SMSI di Provinsi Riau. Sebagai Ketua PWI Provinsi Riau, secara konsisten menjaga marwah wartawan di Riau.

7. WIRI ASTUTI—Sosok ini gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan pers di majalah Teras dan kelompok medianya. Ketekunannya dalam mengurus media, membawa media-media grup Teras tetap eksis hingga saat ini, dan tetap menerapkan kode etik jurnalistik dan undang-undang pers.

 

“Kami berharap, ketujuh nama yang kami usulkan ini, ada yang ditetapkan sebagai penerima Anugerah Dewan Pers 2023. Karena kami sudah cukup ketat menyeleksi nama-nama yang kami usulkan sesuai kreteria yang ditetapkan dewan pers,” harap Firdaus.

 

Pengajuan nama-nama calon penerima penghargaan itu seiring Dewan Pers akan mengumumkan peraih penghargaan Anugerah Dewan Pers. Agenda rutin tahunan ini, sudah ditunggu masyarakat, yang ingin mengetahui siapa saja yang akan menerima Anugerah Dewan Pers tahun 2023 ini.

Anugerah Dewan Pers yang biasanya diumumkan pada akhir tahun merupakan apresiasi kepada wartawan, media massa, perorangan dan lembaga yang berkontribusi dalam mewujudkan kemerdekaaan pers di Indonesia. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *