MATARAM (NTBNOW.CO)– Serikat Media Siber Indonesia Nusa Tenggara Barat (SMSI NTB) menegaskan komitmennya dalam memerangi berita hoaks yang semakin marak di era digital. Melalui acara Bincang Santai Wartawan dan Masyarakat bertema “Tangkal Berita Hoaks”, SMSI NTB mengajak masyarakat untuk lebih kritis dalam menerima dan menyebarkan informasi.
Acara yang berlangsung di Lesehan Green Asri, Sayang-Sayang, Kota Mataram, pada Sabtu (15/3/2025) malam ini menghadirkan Sekretaris SMSI NTB, M. Tajir Asyjar Djr, sebagai narasumber utama. Dalam pemaparannya, ia menyoroti derasnya arus informasi di media sosial yang sering kali dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk menyebarkan berita palsu.
Salah satu contoh yang sempat menghebohkan masyarakat adalah isu mengenai keberadaan “Geng Motor” di Kota Mataram. Isu ini menimbulkan keresahan di tengah warga, namun setelah ditelusuri lebih lanjut, pihak kepolisian dari Polresta Mataram dan Polda NTB memastikan bahwa informasi tersebut tidak benar.
Wartawan Sebagai Garda Terdepan Tangkal Hoaks
Tajir menegaskan bahwa wartawan memiliki peran strategis dalam menangkal berita hoaks. Sebelum menyebarluaskan informasi, mereka harus melakukan verifikasi secara mendalam dengan mengecek berbagai sumber yang kredibel, melakukan wawancara langsung, dan membandingkan data dari berbagai sudut pandang.
“Wartawan tidak hanya bertugas melaporkan berita, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat agar lebih cerdas dalam memilah informasi. Jika masyarakat terbiasa melakukan verifikasi sebelum menyebarkan berita, maka penyebaran hoaks bisa ditekan,” ujarnya.
Kolaborasi Media, Pemerintah, dan Masyarakat
Lebih lanjut, Tajir menekankan pentingnya kolaborasi antara media, pemerintah, dan masyarakat dalam menangkal hoaks. Wartawan berperan sebagai jembatan komunikasi yang efektif untuk meluruskan informasi yang keliru, sehingga kepercayaan publik terhadap media tetap terjaga.
“Khususnya di bulan Ramadan ini, kita semua, terutama umat Islam, harus lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi. Jangan sampai kita ikut menyebarluaskan berita bohong yang justru merusak kedamaian dan kekhusyukan ibadah,” tambahnya.
Ketua Divisi Komunikasi dan Humas SMSI NTB, Made Sanakumara, yang juga menjadi penanggung jawab acara, turut mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam bermedia sosial. Ia menekankan bahwa menjaga kondusivitas sosial bisa dimulai dari diri sendiri dengan tidak mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi.
“Kami berharap masyarakat bisa menjadi filter pertama dalam menangkal hoaks. Jangan mudah terprovokasi dan biasakan melakukan verifikasi sebelum membagikan informasi. Dengan begitu, kita bisa menciptakan ruang digital yang lebih sehat dan cerdas,” katanya.
Antusiasme Peserta dan Harapan ke Depan
Acara Bincang Santai Wartawan dan Masyarakat ini mendapat sambutan positif dari peserta yang hadir. Banyak peserta yang aktif memberikan pertanyaan, tanggapan, serta harapan agar pertemuan semacam ini bisa terus berlanjut dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat.
“Kami berharap acara seperti ini terus diadakan agar masyarakat semakin paham bagaimana cara menangkal berita hoaks. Wartawan juga perlu terus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya verifikasi informasi,” ujar salah satu peserta, Yongki.
Dengan adanya peran aktif wartawan dan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat, SMSI NTB optimis bahwa ruang digital di NTB bisa menjadi lebih sehat dan terbebas dari hoaks. (red)