LOMBOK TIMUR, NTBNOW.CO– Pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Cabang Lombok Timur periode 2024-2027 dilantik, Jumat (08/03/2024, di Pendopo Bupati.
Selain pelantikan, juga digelar peringatan HUT SMSI yang kini telah memasuki usianya yang ke-7.
Hadir dalam pentikan tersebut Ketua SMSI NTB, Pj Sekda Lotim, Forkopimda, TNI, Polri, dan wartawan yang ada di Lombok Timur.
Ketua SMSI Lotim yang baru, Hanapi mengatakan, walau usianya masih muda namun diyakini bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik lagi dengan selalu menyuarakan ketimpangan sosial dan bahkan program-program pemerintah lainnya.
“Sebagai informasi, SMSI telah memecah rekor muri dengan anggota terbanyak yakni 2.000 lebih media online di seluruh Indonesia bergabung di dalamnya,” tegas owner Lomboksatu.com itu.
Ia menuturkan, SMSI hadir di Lombok Timur pada tahun 2020 lalu dan kehadirannya telah mampu membangun sinergi dengan semua pihak terutama dengan pemerintah khususnya Pemda Lotim untuk mewujudkan pembangunan yang lebih baik.
“Kita sebagai pengurus sama-sama berhidmat untuk kemajuan daerah dan negara kita semua, terutama untuk Lombok Timur berkemajuan,” katanya.
Hanapi menambahkan agar SMSI terus komitmen untuk meningkatkan integritas dan profesionalisme dalam dunia jurnalistik digital dan siap menjadi garda terdepan dalam melawan penyebaran informasi palsu dan menjunjung tinggi etika.
Ia juga berharap semua pengurus SMSI Lombok Timur harus tekad kuat dalam memerangi disinformasi dan memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan kepada masyarakat adalah akurat dan bertanggung jawab.
“Dengan menyajikan berita yang baik, SMSI Lombok Timur berharap dapat memainkan peran yang lebih besar dalam membentuk opini publik yang sehat dan berpartisipasi aktif dalam memajukan daerah,” harapnya.
Sementara itu, Ketua SMSI NTB HM Syukur mengatakan setidaknya ada dua masalah pers dewasa ini. Pertama, profesonalitas. Dunia wartawan adalah profesi terbuka dan berbeda dengan profesi lain. “Alumni apa saja bisa masuk dan memang masalahnya ilmu komunikasi dan menulis membutuhkan keahlian khusus. Maka dari itu kita dari pers salah satu meningkatkan SDM wartawan adalah UKW,” terangnya
Cara yang dilakukan dalam mempercepat peningkatan kualitas adalah UKW secara mandiri, selain dilaksanakan oleh PWI dan Dewan Pers. Jadi pelaksanaan secara mandiri tentunya membutuhkan anggaran yang lumayan, ini yang perlu ditingkatkan dan disinergikan bersama dengan Pemda Lotim.
Persoalan kedua, kata Ketua SMSI NTB itu adalah kesejahteraan, dikarenakan perkembangan media saat ini tidak seperti sebelumnya yang sebagian besar adalah media online dan sudah jarang sekali media cetak. Hal itu lantaran biaya operasional cetak yang sangat besar.
“Dalam peningkatan kemampuan kualitas dan ekonomi, kami tidak malu-malu menawarkan kerjasama dan kolaborasi dengan pemerintah,” ungkapnya.
SMSI Lotim lanjut Ketua SMSI yang penguji UKW itu berkewajiban menjalin sinergitas dengan pemerintah dan menjaga marwah wartawan atau organisasi. Wartawan juga diingatkan senantiasa menjalankan kode etik jurnalistik dalam menjalankan tugas jurnalistik.
“Kalau ada yang meminta-meminta bisa dipastikan itu bukan wartawan. Karena tugas wartawan mencari, mengumpulkan, dan menyiarkan berita,” tegasnya.
Kepada pengurus yang baru dilantik ketua meminta untuk menjaga nama baik SMSI. Karena sekali saja tercoreng akan rusak selamanya.
“Kalau ada anggota melakukan tindakan yang tidak dibenarkan maka kami akan tindak tegas,” imbuhnya.
Sementara itu, Pj Sekda Lotim H. Hasni mengatakan keberadaan media online yang semakin masif saat ini berdampak pula terhadap kecepatan informasi kepada masyarakat. Bahkan diakuinya program pemerintah pun dapat dengan cepat tersosialisasikan berkat adanya media online.
“Bahkan kemarin waktu program Solaturrahmi untuk Lombok Timur Berkemajuan (SULTan) di salah satu SMA, belum saja kita balik. Ee.. beritanya sudah jadi. Begitulah kecepatan informasi saat ini,” ungkapnya.
Menurutnya wartawan yang tergabung di bawah naungan SMSI juga tetap menjalankan kaidah jurnalistik dalam meliput berita. Sehingga berita yang disiarkan sesuai dengan data fakta yang ada. Bahkan ia mengaku terbantu dengan adanya media karena bisa menjadi penopang dari bawah yakni menyampaikan keluhan masyarakat.
“Meski usia SMSI terbilang belia, namun cara kerjanya tidak menampilkan usia belia,” pungkasnya. (red)