Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Arman Asmara Syarifudin SIK dan Ketua SMSI, Abdus Syukur.
MATARAM–Polda NTB melalui Bidang Humasnya terus bergerak, menjalin sinergitas dan kolaborasi dengan lembaga lain. Itu dibuktikan Senin (18/9).
Pada acara silaturahmi Kabid Humas Polda NTB dengan wartawan di Lesehan Green Asri (18/9) itu, tidak hanya dihadiri puluhan wartawan juga hadir Pengurus Wilayah Perhimpunan Humas Rumah Sakit Indonesia (Perhumasri NTB).
Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Arman Asmara Syarifudin SIK menjelaskan, silaturahmi itu bertujuan untuk meningkatkan sinergitas dan kolaborasi dengan para mitra kerja. Tidak saja dengan para wartawan juga dengan Humas di instansi pelayanan publik seperti rumah sakit.
“Kita ingin menjalin kolaborasi dengan bidang kehumasan lembaga lain di provinsi ini. Harapannya, selain silaturahmi juga saling mengisi dalam bidang yang menjadi tugas kami,” kata Kombes Pol Arman Asmara.
Kabid berharap ke depan kolaborasi itu perlu ditingkatkan, tidak hanya sebatas sharing informasi juga kerjasama dalam kegiatan kegiatan sosial seperti baksos, sunatan masal dan lain lain.
“Sinergitas, interaksi dan kolaborasi itu akan meningkatkan rasa persaudaraan antar kita,” harap Kabid Humas Polda.
Ketua Pengurus Wilayah Perhumasri NTB, Shinta Desiyana Fajarica menilai positif kegiatan yang digelar Kabid Humas Polda. Ini kata dia langkah yang bagus karena memang silaturahmi dan kolaborasi sesuai dengan konsep kehumasan itu sendiri.
“Sebenarnya semua kita humas, tidak saja bagi instansi masing masing juga humas bagi diri kota sendiri, ” kata Perhumasri yang juga dosen Unram itu.
Pada acara silaturahmi dengan Kabid Humas itu hadir juga Humas Rumah Sakit RSUD Provinsi NTB, Rumah Sakit Siloam, RSJ dan humas rumah sakit yang lain.
Sementara itu, Ketua SMSI NTB, Abdus Syukur menjelaskan sedikitnya ada dua masalah yang terjadi dan dihadapi perusahaan media khususnya para wartawan saat ini. Pertama kesejahteraan dan kedua profesionalitas.
Kesejahteraan wartawan saat ini menjadi perhatian utama dalam industri media. “Meski berperan penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, kenyataannya wartawan seringkali menghadapi berbagai tantangan dan tekanan, ” kata ketua yang juga pemimpin umum Radar Mandalika itu.
Banyak media lanjut wakil ketua PWI NTB itu, menghadapi tekanan finansial yang berdampak pada pemotongan gaji atau kontrak kerja yang tidak jelas. Hal ini menyebabkan kekhawatiran akan kemampuan wartawan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Selain masalah kesejahteraan, profesionalisme wartawan juga menjadi perhatian utama.
Abdus Syukur yang juga Ketua PWI Kabupaten Lombok Tengah itu menjelaskan dewasa ini media sosial dan perkembangan teknologi informasi telah mengubah cara jurnalisme dilakukan. Banyak wartawan menjadi terlalu terburu-buru dalam melaporkan berita tanpa melakukan verifikasi yang memadai. Berita palsu dan sensationalisme sering kali mewarnai pemberitaan media, mengurangi kepercayaan publik terhadap wartawan.
Oleh karena itu, penting bagi wartawan untuk memperkuat profesionalisme mereka. Mereka harus mengedepankan integritas, objektivitas, dan etika.
Untuk meningkatkan kesejahteraan dan profesionalitas wartawan, perlu dukungan dari lembaga pemerintah termasuk Polri dalam hal ini Polda NTB dan pihak Rumah Sakit.
Bentuk dukungan dimaksud bisa dilakukan dengan beberapa cara. Di antaranya mensupport kegiatan uji kompetensi wartawan (UKW) secara mandiri. Juga bisa dengan meningkatkan wawasan wartawan melalui workshop atau diskusi dalam bidang ilmu kepolisian dan kesehatan (rumah sakit). (has)