LOBAR, NOW.CO–Upaya melibatkan masyarakat dalam pencegahan radikalisme dan terorisme terus digencarkan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT).
Salah satunya melalui Forum Koordinasi Pemberatasan Terorisme (FKPT) Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan menggelar acara Salam Anak Indonesia Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia”.
Kegiatan yang diikuti 100 siswa SDN 1 Gerung Selatan Lombok Barat, (11/10/2023) berlangsung cukup meriah. Peserta yang terdiri dari siswa kelas IV sampai kelas VI SD tersebut terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan yang berlangsung di halaman sekolah dari pagi sampai siang.
Kabid Perempuan dan Anak FKPT NTB, Prof DR Hj. Atun Wardatun, M.Pd mengatakan, kegiatan yang melibatkan anak SD dalam rangka upaya pencegahan radikalisme dan terorisme melalui Bidang Perempuan dan Anak FKPT ini baru pertama kali dilaksanakan.
Sebelumnya, kegiatan seperti ini digabung antara anak-sekolah SD, SMP dan para guru digabung jadi satu kegiatan. Ini merupakan ide yang sangat bagus dan ke depan hendaknya dapat dipertahankan, kata Prof Atun.
Kegiatan Salam anak Bangsa Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia ini dihadiri pejabat BNPT, Kasubdit Regional, Yaenurendra, H.A.P. ST, MMGt, Stud, Kasek SDN 1 Gerung Selatan, Hendry S.Pd dan nara sumber nasional, Resha Rashtrapatiji SE yang juga pendongeng nasional.
Lebih jauh Prof Atun mengatakan, bahwa anak-anak juga dapat memberikan masukan atau dapat mencegah yang namanya kekerasan dan tindakan terorisme. Karena ada kejadian di beberapa daerah, orang tua atau seorang ibu membawa anaknya untuk melakukan bom bunuh diri.
Kepala SDN 1 Gerung Selatan, Hendry S.Pd menyambut baik adanya kegiatan semacam ini, karena memberikan pengetahuan sejak dini kepada siswa. Sejak dini anak-anak kita harus tahu tentang keberagaman dan perbedaan antar kita, ungkapnya.
Sementara itu Kasubdit Regional BNPT, Yaenurendra, HAP, ST, MMGt, Stud mengatakan, dalam situasi dan kondisi saat ini yang perlu kita tingkatkan dan kita jaga adalah rasa nasionalisme. Kita harus tetap jaga sampai kapanpun, ungkanya.
Perlu diingat negara kita terdiri dari beraneka ragam agama, suku dan bahasa, termasuk daerah tempat tinggal kita, ada yang yang di pinggir jalan, ada yang berada di tengah sawah dan ada yang berada di tengah kota, tetapi dengan perbedaan tempat tinggal tersebut, kita tetap disatukan yaitu Indonesia. Kita berbeda-beda tetapi tetap satu, katanya.
Menurutnya, menjaga persatuan dan kesatuan serta menjaga semangat toleransi diantara sesama adalah kewajiban bagi semua pihak. Jangan karena adanya perbedaan suku, agama dan asal kita, lantas berpecah belah.
Harus tetap toleransi, dan saling hormat menghomati antar sesama. Apalagi di kalangan siswa SD, jangan sampai karena ada badannya lebih besar lantas menjadi sok jagoan. Yang besar harus memberikan perlindungan kepada yang lebih kecil. Harus saling jaga jangan sampai merasa lebih dari yang lain, paparnya.
Menurutnya, adanya perbedaan yang dimiliki oleh anak-anak siswa sekolah ini hendaknya menjadi motivasi bagaimana agar tetap menjaga persatuan.
Kegiatan Salam Anak Bangsa sangat menyenangkan bagi siswa SD, karena diisi dengan permainan dan kuis-kuis dengan menyelipkan nilai-nilai keberagaman dan antiradikalisme. Antusias siswa peserta sangat tinggi, terutama ketika sesi story telling dan lomba menulis dengan tutor Mas Resha Rashtrapatiji SE.
Pendongeng nasional Mas Resha juga sekaligus memandu siswa untuk menulis surat kepada anak-anak Indonesia di daerah lainnya dengan menceritakan daya tarik dan keunikan daerah tempat tinggal mereka di Lombok.
Pada akhir acara dipilih 10 surat terbaik dan mendapatkan hadiah dari panitia. Ke 10 peserta yang mendapat hadiah lomba menulis adalah, Aqila Queennisa Amri, Baiq Maulida Azizah, Alivia Inaya, Baiq Hanifa Dwi Ghasani, Lalu Haria Dipa Nugraha, M Khalid Maulana, Jihan Deanova Riswari, M Nauval Al Riski Anugrah, M Badawi Ikwan dan Yusuf Naufal Kamil. (kim)