Mandalika Travel Mart, Upaya Meningkatkan Pariwisata NTB

Ketua BPPD NTB, Sahlan M Saleh (tengah) memimpin rapat. Foto: dokbppd

Mandalika Travel Mart (MTM) akan digelar kembali pada 21-23 Oktober 2024 di Sirkuit Mandalika. MTM adalah salah satu ajang pameran pariwisata tahunan yang bertujuan mempertemukan para pelaku industri pariwisata, baik lokal maupun internasional, di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ketua BPPD NTB, Sahlan M Saleh menjelaskan kegiatan ini menjadi momen penting bagi NTB. Khususnya kawasan Mandalika, untuk memperkenalkan potensi wisatanya kepada para pembeli (buyers) dan penjual (sellers) yang terdiri dari agen perjalanan, operator tur, serta pelaku industri pariwisata lainnya.

Even promosi wisata tiga hari itu akan diisi juga dengan Table Top, di mana Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB juga berkontribusi dan mendapat satu meja.

Kawasan Mandalika, yang terletak di Lombok Tengah, merupakan salah satu destinasi pariwisata super prioritas di Indonesia. Dikenal dengan keindahan pantainya dan fasilitas kelas dunia, termasuk Sirkuit Mandalika, kawasan ini menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Melalui Mandalika Travel Mart, para pelaku pariwisata berkesempatan mempromosikan berbagai paket wisata yang menarik, mulai dari wisata alam, budaya, hingga event-event internasional seperti MotoGP.

Mandalika Travel Mart menjadi platform bagi para pelaku industri untuk memperluas jaringan dan menciptakan kesepakatan bisnis baru. Dalam kegiatan ini, para buyers dan sellers memiliki kesempatan untuk melakukan pertemuan secara langsung (business to business) guna membahas potensi kerja sama. Dengan demikian, MTM tidak hanya sebatas pameran, tetapi juga ajang negosiasi strategis yang membuka peluang investasi dan pengembangan paket wisata baru.

Selain itu, MTM berperan dalam memperkenalkan destinasi-destinasi unggulan di NTB selain Mandalika, seperti Gunung Rinjani, Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno, serta kekayaan budaya lokal seperti upacara adat Sasak dan kerajinan tenun tradisional. Promosi ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah-daerah tersebut, memperluas cakupan pariwisata di NTB.

Dukungan Pemerintah dan Stakeholder

Keberhasilan Mandalika Travel Mart lanjut Sahlan tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, terutama pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan di sektor pariwisata. Pemerintah Provinsi NTB dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) turut berperan aktif dalam memfasilitasi penyelenggaraan acara ini. Mereka juga memastikan bahwa infrastruktur di kawasan Mandalika terus berkembang untuk menunjang kebutuhan wisatawan, mulai dari akomodasi hingga akses transportasi.

Partisipasi berbagai asosiasi pariwisata, seperti Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI), ASITA, HPI dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), juga menjadi kunci kesuksesan MTM yang digelar ASTINDO itu. Sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat lokal sangat penting untuk mendorong pariwisata NTB sebagai motor penggerak ekonomi daerah.

Meski memiliki potensi besar, penyelenggaraan Mandalika Travel Mart juga dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti persaingan dengan destinasi pariwisata lain di Indonesia, perubahan preferensi wisatawan akibat pandemi, serta isu keberlanjutan lingkungan. Tantangan ini menuntut kreativitas dan inovasi dalam menciptakan paket-paket wisata yang tidak hanya menarik, tetapi juga ramah lingkungan dan sesuai dengan tren pariwisata global, seperti eco-tourism dan wellness tourism.

Di sisi lain, Mandalika Travel Mart memberikan peluang besar untuk memperkuat citra NTB sebagai destinasi wisata internasional. Dengan promosi yang tepat dan kerja sama lintas sektor, NTB dapat menarik lebih banyak wisatawan mancanegara dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata yang berkelanjutan.

Mandalika Travel Mart merupakan ajang penting dalam mengembangkan pariwisata NTB, khususnya kawasan Mandalika, yang telah menjadi destinasi unggulan Indonesia. Dengan melibatkan para pelaku industri pariwisata dari berbagai negara, MTM berfungsi sebagai sarana promosi, pengembangan bisnis, dan perluasan jaringan kerja sama.

Diharapkan, kegiatan ini dapat terus berlangsung dan menjadi salah satu motor penggerak dalam upaya memajukan sektor pariwisata di NTB. (**)