Api di Jakarta, Api di Mataram, dan Pariwisata yang Harus Tetap Bernapas

DEMO itu bukan lagi hanya kabar jauh dari Senayan. Di Lombok pun, tepatnya di kota Mataram, api amarah menyala. Kantor DPRD NTB dibakar. Asap mengepul, bukan hanya dari gedung wakil rakyat, tapi juga dari hati rakyat yang merasa tak didengar.

Nah, di titik inilah pariwisata kita ikut terhuyung. Negara-negara sahabat—Amerika, Singapura, Malaysia, Jepang, Prancis, Filipina, Inggris, Kanada—menerbitkan travel warning. Mereka mengingatkan warganya: “jangan dulu ke Indonesia.” Dan itu artinya, jangan dulu ke Lombok. Jangan dulu ke Sumbawa. Padahal, wisata itu adalah nafas ekonomi kita.

Sahlan M. Saleh, Ketua BPPD NTB, bilang ada tamu-tamu penting, sudah pesan hotel, sudah siapkan agenda wisata. Tapi begitu melihat berita gedung DPRD terbakar, mereka batal. Ada rasa takut. Ada ragu.

Tapi anehnya, di sisi lain, masih ada wisatawan yang tetap datang. Mereka bertanya dulu, “Lombok aman nggak?” Dan setelah dijelaskan, mereka tetap berangkat. Seakan mereka tahu, api di DPRD itu bukan berarti api di Gili Trawangan, bukan berarti laut Mandalika mendidih.

Travel warning itu ibarat pagar. Negara asing melindungi warganya. Tapi kita tidak boleh berhenti di balik pagar itu. Justru saat-saat seperti inilah, kata Sahlan, kita harus lebih gigih. Tetap promosi, tetap bergerak. Dari Lombok kita melangkah ke Seoul, lalu ke Beijing. Kita katakan pada dunia: “NTB aman. NTB tetap tersenyum, meski ada asap di kantor DPRD.”

Cobalah lihat: Sembalun dengan anginnya yang sejuk, Gili Air dengan pasir putihnya, desa-desa wisata dengan keramahan orangnya. Itu semua tidak ikut terbakar. Api demo hanya membakar gedung, bukan membakar jiwa Lombok.

Tugas kita sekarang bukan hanya menjaga pariwisata. Tugas kita adalah menjaga diri. Jangan ikut terbakar amarah sampai menghanguskan kehidupan sendiri. Karena kalau hati kita tetap teduh, maka pariwisata akan tetap hidup.

Lombok boleh saja panas sehari dua hari, tapi dunia harus tahu. NTB tidak menyerah pada api. NTB tetap menunggu tamu dengan kedamaian. (red)

Keterangan Foto:

Ketua BPPD NTB, Sahlan M Saleh. (ist)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *