MATARAM, NTB NOW.CO—Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) NTB, Lalu Abdul Wahid, SH, MH mengatakan Kenduri (Kenali dan Peduli Linkungan Sendiri) dapat menciptakan desa damai dan dapat mencegah masuknya paham radikalisme dan terorisme. “Ayo kita sama-sama peduli terhadap lingkungan sendiri,” kata Wahid dalam kegiatan Kenduri yang dilaksanakan di Desa Bajur Labuapi Lombok Barat, 5 Juli 2023.
Menurutnya, mengenal dan melindungi linkungan sendiri, memang harus lebih ditingkatkan. Sebab aat ini ditengah-tengah masyarakat kepedulian terhadap lingkungan sendiri mulai menurun. “Kadang kita lebih mengenal tetangga yang jauh, tetapi tetangga sendiri kadang tidak dikenal,” ungkapnya.
Oleh karena itu, dia mengajak kepada semua pihak khususnya yang mengikuti kegiatan Kenduri untuk kembali meningkatkan rasa kepedulian. Makan bersama sebagai wadah diskusi bertajuk “Kenduri” atau di Lombok dikenal dengan Begibung merupakan kearifan lokal sebagai benteng diri dan lingkungan dari paham radikal.
Kegiatan Kenduri desa damai dalam pencegahan radikalisme dan terorisme Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) NTB yang dilaksanakan di Desa Bajur diikuti 100 peserta. Mereka berasal dari aparatur kecamatan, Desa, Babinkamtibmas, Babinsa, Kader PKK, majelis talim, RT/RW, tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Melalui kegiatan ini terhimpun saran masukan dari aparatur desa setempat dalam rangka mereduksi paham radikalisme dan terorisme serta tersosialisasikannya pencegahan paham radikal terorisme oleh masyarakat melalui media sosial.
Lebih lanjut Wahid mengatakan, kegiatan ini akan terjalin komunikasi dan tercipta sistem koordinatif antara pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi ancaman kelompok radikal terorisme. Meningkatnya peran serta masyarakat, khususnya aparatur desa dalam rangka sinergi pencegahan paham radikal terorisme serta meluasnya semangat perdamaian di tengah masyarakat.
Kegiatan Kenduri Desa Damai dibuka oleh Kadis Sosial NTB, Dr Ahsanul Khalik, S.Sos, MH sekaligus sebagai nara sumber dalam acara Kenduri.
Hadir juga Maira Himadhani, ST, MSc, Sub Koordiantor Partisipasi dan Masyarakat dari BNPT yang dalam kesempatan tersebut juga menjadi nara sumber nasional bersama Yosef Adi Prasetyo, praktisi media.
Pada sisi lain, Wahid mengatakan, akibat kemajuan teknologi yang begitu cepat dan canggih telah menghilangkan batas ruang dan waktu di berbagai belahan dunia. Masyarakat antar negara dapat melihat informasi dan terhubung dengan mudah berkat kemajuan teknologi tersebut.
Media massa telah menjadi sarana penyebaran informasi sejak dulu, seperti tidak mengenal gender, usia, dan bangsa, dunia memasuki era digital.
Media sosial seperti youtube, instagram, facebook, twitter dan masih banyak yang lainnya telah menggantikan media massa klasik berupa kertas dan berita televisi biasa. Dampak positif dan negatif dari kemajuan teknologi tersebut secara tidak langsung merambah perilaku dan lingkungan sekitar kita. Sehingga semua pihak hendaknya bijak dalam memanfaatkan media tersebut.
Penguatan nilai-nilai toleransi dan tradisi pada suatu daerah merupakan langkah yang efektif dalam pencegahan paham radikal terorisme khususnya bagi generasi muda (Gen Z dan milenials). Seperti kegiatan Kenduri desa damai ini, katanya.
Sementara itu Kadis Sosial NTB, DR Ahsanul Khalik S.Sos MH sebelum membuka acara mengatakan semua pihak memang harus lebih peduli terhadap lingkungan sendiri. Karena yang namanya paham radikalisme, bisa masuk melalui ruang lingkup yang sangat luas, melalui jalur agama dengan kajian keagamaan, lembaga pendidikan, tempat ibadah, organisasi, media sosial, media elektronik dan lain-lain.
Menurutnya, masuknya paham radikalisme ini kadang memang sulit terdeteksi. Sehingga kepekaan warga masyarakat harus lebih ditingkatkan. Misalnya saja, jika melihat dan mengetahui ada pendatang baru, maka jangan sampai cuek atau tidak peduli. “Kita harus mencari tahu siapa mereka. Dalam hidup bermasyarakat hendaknya terus waspada dan peduli,” ungkanya.
Pada sisi lain, dia mengingatkan kepada semua peserta Kenduri, sambil mengutip salah satu surat dalam Al-Quran Surat Al-Isra ayat 7 menjelaskan, bahwa Allah itu memerintah untuk selalu berbuat baik kepada sesama.
“Ayo kita sama-sama tebar kebaikan kepada sesama, jangan ciptakan kebencian kepada orang lain. Lakum dinukum Waliyadin,” pintanya sambil menutup kata sambutannya. (kim)