LOMBOK, NTBNOW.CO—Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Nusa Tenggara Barat, L Abdul Wahid, SH, MH mengatakan, dalam kehidupan yang penuh dengan keberagaman hendaknya semua pihak harus saling menghormati dan menghargai, serta bagaimana saling menjaga keutuhan bersama.
Jangan sampai menganggap kita merasa paling benar, dan orang lain selalu salah. Ingat kita hidup dalam banyak suku, budaya dan bahasa. Sehingga kita harus saling toleransi, kata Wahid saat acara Camping Keberagaman Berkolaborasi untuk Damai Beragama di Sekolah Dalam Pencegahan Radikal Terorisme dengan Kampanye Damai Beragama dan Pembuatan video bahan ajar melalui FKPT Nusa Tenggara Barat.
Lebih lanjut dia dalam bahasa sasak mengatakan dendek pagah dan semua pihak bagaimana agar membekali pemahaman anti radikal dan terorisme. “Mari kita cegah adanya penyebaran paham radikal terorisme di sekolah-sekolah dan lingkungan kita masing-masing,” ajaknya.
Kegiatan yang berlangsung di Balai Diklat BPSDM Provinsi NTB tersebut diikuti oleh guru-guru TK/Paud, guru MI/SD, MTs/SMP, SMA/MA dan beberapa pimpinan pondok dari Kota Mataram dan Lombok Barat.
Menurut Wahid lebih jauh, bukan tidak mungkin paham radikal atau teror itu masuk ke dalam dunia pendidikan. Sehingga semua pihak harus waspada. Karena kalau sudah masuk yang namanya teror dan gerakan radikal, maka itulah ambang dari timbulnya suatu kehancuran.
Karenanya, Direktorat Pencegahan BNPT bersama melalui sub direktorat pemberdayaan masyarakat, khususnya bidang Agama, sosial dan budaya terus menggandeng stakholder pendidikan, keagamaan, organisasi sosial dan budaya terus melakukan upaya-upaya praktis dalam rangka pencegahan terorisme, termasuk melalui kegiatan ini.
Dalam kesempatan tersebut ada beberapa materi diberikan kepada peserta. Di antaranya dari Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Prof Dr Irfan Idris MA diwakili pejabat BNPT, Teuku Fauzansyah, SS, MH dengan materi kebijakan dan strategis pencegahan terorisme di lembaga pendidikan.
Inti dari materi yang disampaikan Teuku Fauzansyah mengatakan paham radikalisme dan terorisme itu bisa masuk pada semua lini kehidupan, tak terkecuali di dunia pendidikan, oleh karena itu semua pihak harus berhati-hati dan waspada.
Materi mulai dari motif terorisme berdasarkan riset, potensi radikalisme berdasarkan demografi, serta faktor utama yang mendorong lahirnya teror serta ciri-ciri radikalisme dan proses radikalisme dibahas tuntas.
Peserta juga mendapat materi dari salah satu dosen Unmuh Jakarta, DR Sholehudin yang juga Direktur Pusat Kajian Moderasi Beragama.
Sedangkan Kakanwil Depag NTB diwakili Kabid Pendidikan Madrasah, Drs H Amin memberikan materi tentang pencegahan terorisme di lembaga pendidikan berbasis agama dan kearifan lokal. Kegiatan ini dipandu langsung Kabid Agama, Sosial dan Budaya, FKPT NTB, DR H Falahuddin, M.Ag.
Peserta yang mencapai 50 orang cukup senang dan gembira mengikuti kegiatan yang berlangsung 31 Mei sampai 1 Juni 2023 tersebut. Mereka diberikan berbagai ilmu dan permainan yang dipandu, Rudiansyah Batubara, Spd, MM dari BNPT Pusat.
Peserta juga diajar bagaimana membuat narasi damai beragama berupa tiktok, instagram serta merumuskan rencana aksi bersama guru lintas agama dalam rangka pencegahan teroris di sekolah juga mengkampanyekan damai beragama melalui video yang diuploud di tiktok, instagram maupun youtube. (kim)