MATARAM-Bank Perkreditan Rakyat (BPR) – BPRS Nusa Tenggara Barat (NTB) mengelar Fun Walk yang diikuti ratusan peserta di Lapangan Taman Sangkareang, Kota Mataram, pada Minggu, 26 Mei 2024. Kegiatan Fun Walk ini dibuka Walikota Mataram Mohon Roliskana.
Dalam sambutannya, Walikota Mataram Mohan Roliskana berharap kegiatan BPR-BPRS NTB, khususnya di Kota Mataram bisa memberikan impek yang lebih baik lagi untuk masyarakat dan membatu UMKM dalam penyaluran modal.
“Melalui BPR Fun Walk ini diharapkan antara BPR-BPRS dengan masyarakat semakin dekat, dan BPR-BPRS bisa membatu masyarakat dengan baik untuk menyalurkan permodalan,” harapnya.
Pj Ketua DPD Perbarindo Ahmad Husni mengatakan, dasar pelaksanaan hari BPR_
-BPRS, pertama tujaun pelaksaan BPR BPRS mempererat silaturahim keluarga besar BPR- BPRS dengan seluruh stekholder yang ada, kedua meningkatkan pemahaman dan penerimaan masyarat umum, serta regulasi dan pemerintah terhadap keberadaan BPR-BPRS yang ada di seluruh Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat.
“Tujuan utama kami sebenarnya itu untuk meningkat litrasi masyarakat terhadap pelayanan jasa keuangan khususnya pelayanan terhadap industri BPR-BPRS dan meningkatkan kepudian BPR BPRS terhadap masyarat yang kurang mampu,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan adapun tema fan walk 2024 adalah menabung deposito, kredit atau pembiayaan di BPR BPRS, fan walk yang di ikuti oleh seluruh kariawan kariawati BPR BPRS NTB.
“Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi kita keluarga besar BPR-BPRS se-NTB, karena pada pagi hari ini (26/5/2024) andalah puncak peringatan BPR-BPRS senasional,” ungkapnya.
Saat ini, di tengah usaha perbankan khusus BPR- BPRS dalam kondisi dan subtansi yang penuh tantangan dan persaingan yang semakin kompleks. Di sisi lain perubahan regulasi dan berbagai pembaharuan dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di tengah kondisi perekonomian yang belum stabil akibat covid 19. Maka pengelolaan BPR-BPRS mau tidak mau atau suka tidak suka harus siap menghadapi iklim perubahan yang terjadi.
“Momentum hari BPR-BPRS ini harus di jadikan sebagai ajang evaluasi bagi pengurus dan pegawai BPR-BPRS yang di NTB, sejauh mana industri BPR BPRS masing-masing telah melakukan tugas dan fungsinya dalam melayani khususnya masyarakat yang memiliki usaha secara mikro kecil dan menengah dalam rangka meningkatkan kesejarahan masyarat di wilayah kerja BPR BPRS masing-masing,” tutur Husni.
Sementara itu, Analis Bagian Pengawasan Perilaku PUJK, EPK, LMS OJK NTB Abdul Hanan mengatakan, lihat di undang-undang pengembangan dan Penguatan sektor keuangan, bank termasuk BPR-BPRS sesuai dengan fungsinya menghimpun simpanan dari masyarakat dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat untuk mendorong peningkatan tarap hidup.
“Berarti keberadaan BPR-BPRS ini ada misi sosialnya, tidak semata mata untuk bisnis tetapi juga untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan ekonomi rakyat,” ungkapnya.
Pada perkembangan akhir-akhir ini, melihat tantangan yang di hadapi oleh BPR-BPRS cukup besar, ada digitalisasi keuangan ada cruk pasar yang selama ini yang sebelumnya ada perbedaan, sekarang sudah dikelola bersama baik dari BPR-BPRS maupun bank umum lainya.
Ia menegaskan, OJK terus mendorong agar BPR-BPRS agar bisa beradaptasi dan kompetitif untuk bersaing dalam menjalankan bisnisnya, di antaranya melalui penguatan permodalan, dilihat dengan penguatan permodalan sesungguhnya BPR-BPRS bisa mendorong peningkatan pengelolaan kelembagaan. Meningkatkan kemampuan untuk penyaluran dana serta tidak kalah penting dapat menyerap berbagai resiko.
“Jika tentu ingin BPR-BPRS kita bisa menjalani bisnisnya dengan aman dan berkelanjutan, maka solusinya adalah bapak ibu kita harus beradaptasi terhadap perubahan perkembangan ekonomi, serta jangan memandang ini sebagai sebuah ke kendala, tapi ayo kita berjalan bersama,” pintanya.
Informasi terkait perkembangan BPR-BPRS di wilayah NTB, lanjutnya, pertumbuhan aset BPR-BPRS di NTB posisi Maret 2024 menyentuh angka 3,38 triliun. Berbicara secara garis besar, angka ini terus bertumbuh di mana posisi ini naik 12,09 persen dari posisi yang sama di tahun sebelumnya. Kemudian kredit di posisi maret 2,76 triliun naik signifikan 17,99 peren year on year. Dana pihak ketiga 2,4 triliun naik 11,56 persen year on year, Loan to deposit ratio (LDR) BPR konvensional di angka 84,93 persen. Naik tipis 1,51 persen, namun secara angka cukup optimal penyaluran kredit.
Untuk resiko produksi marjinal tenaga kerja (MPL) di angka 8,47 pesen, angka tersebut dilihat turun sedikit dari tahun sebelumnya yaitu minus 0, 38 persen year on year.
“Dari data-data tersebut, perkembangan beberapa rasio keuangan utama dari BPR-BPRS itu semuanya tumbuh lebih baik dibandingkan posisi nasional, baik aset kredit. MPL bahkan juga kita masih di bawah nasional. Jadi menunjukkan potensi prospek usaha masih ada dan tetap tumbuh,” sebut Abdul Hanan.
Ia menambahkan, sesuai dengan misi BPR tidak hanya untuk entitas bisnis. Tapi juga mendorong meningkatkan taraf hidup rakyat. Kontribusi kredit BPR-BPRS di tingkat nasional dibandingkan total kredit yang disalurkan oleh perbankan baik itu bank umum atau BPR-BPRS 2,18 persen.
Jadi kontribusi kredit BPR-BPRS di tingkat nasional cuman 2 persen di bandingkan total penyaluran kredit perbankan, di NTB kredit yang salurkan termasuk pembiaayan usaha UMKM, untuk NTB masuk angka 4 persen, hal tersebut termasuk dua kali lipat kontribusi dari tingkat nasional,
“Jadi kami melihat kontribusi dari teman-teman BPR-BPRS ini sangat baik di NTB secara umum, sehingga ke depan harapan kami perporma ini dapat di jaga dan dapat terus di tingkatkan,”, pungkasnya. (can)