MATARAM (NTBNOW.CO)–PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Mataram secara aktif mendukung produk-produk lokal untuk menembus pasar internasional melalui program-program. Seperti pelatihan dan bimbingan bagi UMKM di bidang kerajinan rotan atau anyaman.
Pengerajin Rotan Muliani mengatakan sebelumnya ia hanya memasarkan produknya hanya sekala lokal. ” Saya jual dulu hanya lokal saja,” katanya, Rabu 3/9.
Dengan tekad yang kuat, dia mengaku terus berkarya meski terbatas modal dan sumber daya.
Sehingga pemasaran anyaman rotan dan ketak buatannya dari yang skala lokal kini sudah mulai memasarkan produknya skala nasional. Bahkan internasional melalui ajang expo dan pameran bersama PNM di negri sakura Jepang.
“Melalui PNM saya bisa mengenalkan produk kerajinan kami ke pasar yang lebih besar, bahkan hingga ke luar negeri. Dari pengalaman ini saya belajar banyak hal dan semakin percaya diri untuk terus maju,” ungkapnya.
Muliani mengungkapkan rasa syukur kepada PNM yang telah membuka jalan lebih luas dan membatu secara finansial bahkan ilmu pemasaran.
“Harapan saya, usaha ini juga bisa membawa manfaat bagi ibu-ibu lain di desa ini,” harapnya.
Pemimpin Cabang PNM Mataram, Zulkarnain Nurdin, mengungkapkan Muliani menjadi bukti bahwa PNM tidak hanya hadir dalam bentuk pembiayaan dan pemberdayaan. Tetapi juga mendampingi dan membuka akses bagi para nasabah agar bisa tumbuh bersama secara nyata.
“Kami PNM konsisten memberikan dukungan berkelanjutan agar UMKM terus naik kelas dan berdaya saing di tingkat global,” ungkapnya.
Ia berharap, dari cerita Muliani dapat menginspirasi pengerjain atau UMKM di Indonesia untuk berani berbenah dan belajar. PNM Mekaar memastikan siap mendampingi setiap langkah perjuangan sebagai mitra yang bertumbuh bersama dalam mewujudkan ekonomi kerakyatan.
“Kisah Ibu Muliani membuktikan bahwa dengan semangat dan gotong royong, usaha kecil bisa menjadi pintu rezeki yang lebih luas sekaligus menjaga warisan budaya kita,” ujarnya.
Zulkarnain menegaskan, bersama PNM, dan semangat PNM untuk UMKM, tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga memberdayakan perempuan lain di sekitarnya. Dengan melibatkan perempuan di desa, berbagi keterampilan anyaman sehingga lebih banyak perempuan bisa memperoleh tambahan penghasilan.
“Filosofi yang dipegangnya sejalan dengan nilai PNM, yakni tumbuh bersama, peduli sesama, dan menginspirasi. Melalui gotong royong, karya anyaman mereka kini semakin diminati pasar,” imbuhnya. (can)