Daerah  

Zero Waste, Kreatifitas Masyarakat Mengelola Sampah

SEJAK  program Zero Waste dicanangkan, semakin bertambah dan bermunculan kreatifitas dan inovasi ditengah masyarakat untuk mengelola dan memanfaatkan sampah.

Baik itu sampah organik maupun sampah non organik. Sehingga setidaknya hal ini dapat mengubah cara pandak masyarakat tentang sampah.

“Salahsatunya adalah daur ulang sampah,” kata Wakil Gubernur (Wagub) NTB Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalillah saat menerima audiensi terkait sosialisasi 3 kelompok dan UMKM, Platfor EZIULANG, Jum’at (2/7/2021) di Aula Pendopo Wagub.

Mengolah dan mendaur ulang sampah ini merupakan salahsatu konsen Pemrov. NTB.

Termasuk mengolah dan mendaur ulang sampah pemper. Yang dibuat beranekaragam kreatifitas seperti pot dan tong sampah.

Selain itu, pengelolaan sampah organik menjadi maggot. Karena prosesnya memang mengolah sampah agar menghasilkan nilai ekonomis.

“Maggot inikah dapat menjadi pakan ikan, burung dan ayam,”jelasnya.

Selain itu, konsep EZIULANG yang memproduksi bahan cuci rumah tangga ini bagus juga.

Tapi harus diperhatikan juga kualitasnya. Penggunaan bahan baku yang tidak membahayakan manusia.

Dari paparan, komunitas dan UMKM ini Ummi Rohmi meminta Dinas LHK agar menularkan konsep dan pemanfaatan sampah ini kepada bank sampah dan masyarakat.

“Sehingga kita bisa mengelola sampah agar dapat memberikan berkah dan nilai ekonomis bagi masyarakat NTB,” tutup Ummi Rohmi.

Ditambahkan Kadis Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB Madani Mukarom bahwa kelompok ataupun komunitas bermunculan memanfaatkan sampah.

“Ini kami dukung,” jelas Dani bersama Kadis Perdagangan Provinsi NTB.

Namun kedepan persoalan sampah aksn terus dipetakan. Karena potensinya juga dapat mendukung industrialisasi persampahan.

Pemilik Eziulang, Wawan setiawan mengaku UMKM nya bergerak di produksi pencuci rumah tangga. Seperti sabun, sampo, deterjen, sabun pencuci piring dan lainnya

“Sistemnya isi ulang, kami jual produknya nanti masyarakat bisa isi ulang,”jelasnya.

Dijelaskannya, dari segi kualitas sangat dikedepan. Sehingga apabila ada tawaran dari hotel atau restoran di NTB produk tersedia.

“Barang berkualitas, harga juga murah kok,”tutupnya.

Produk-produk ini sudah dijual juga di NTB Mall. Melalui tahapan standar yang ditentukan.

Sedangkan Arifudin asal Narmada, binaan Lazdasi NTB mengatakan konsennya mengatasi persoalan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dijelaskannya ia memilik 8 orang anggota kelompok. Membina dan memberdayakan 5 kelompok.
Pemuda, remaja, karang taruna, kelompok tani dan sebagainya.

“Tugas kami mengedukasi masyarakat agat terbiasa memilah sampah dan di manfaatkan untuk pakan maggot dan BSF,”jelasnya.

Seperti untuk pakan ayam, bebek dan ikan burung (Abib). Prodak yang dihasilkan dari sampah organik ini ada maggot hidup, kering, telor maggot, beby,
Pupuk organik.

Ia berharap Pemrov ikut membina kelompoknya dan memikirkan pasar dari produk maggot. (edy/rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *