Di Balik Layar Berita (8)

Dalam Persimpangan

Dengan amplop penting di tangan, Arman bergegas menuju lokasi pertemuannya dengan Mira, rekan setia yang sudah bekerja bersama di ntbnow.co selama bertahun-tahun.

Mereka biasa bertemu di sebuah kafe kecil yang tersembunyi di ujung gang, tempat yang jarang dikunjungi orang. Setiap langkah yang ia ambil terasa semakin berat, bukan karena lelah, tetapi karena beban dari rahasia yang ada di tangannya.

Setibanya di kafe, Mira sudah menunggu di sudut yang gelap, tatapannya serius. Dia mengenakan jaket hitam, wajahnya penuh perhatian saat melihat Arman masuk dengan tergesa-gesa. Arman duduk di hadapannya, dan tanpa banyak basa-basi, ia meletakkan amplop di atas meja.

“Ini buktinya,” ucap Arman dengan suara serak.

Mira mengambil amplop itu dan membukanya perlahan. Di dalamnya ada tumpukan dokumen yang tebal, penuh dengan rincian transaksi, nama-nama pejabat, dan bukti kuat tentang skandal korupsi yang menyentuh lapisan tertinggi pemerintahan kota. Mata Mira melebar ketika dia menyadari betapa besar skandal ini.

“Ini… ini bisa mengguncang seluruh kota. Bahkan mungkin negara,” katanya dengan kagum.

“Tapi kita harus hati-hati. Mereka sudah tahu bahwa kita memiliki informasi ini. Polisi sudah mulai mencurigai,” ujar Arman sambil menatap sekitar, memastikan tidak ada yang mendengar.

Mira menutup amplop itu lagi dan memandang Arman dengan tekad. “Kalau begitu, kita harus bergerak cepat. Kita publikasikan di ntbnow.co secepatnya. Mereka tidak akan bisa menutup mulut kita jika berita ini sudah tersebar luas.”

Namun sebelum mereka bisa berdiskusi lebih lanjut, pintu kafe terbuka. Seorang pria berjas hitam masuk, tatapannya langsung tertuju pada mereka. Naluri wartawan Arman langsung menyadari bahwa ini bukan kebetulan.

“Kita harus pergi sekarang!” bisik Arman dengan tegas. Mira mengangguk, meraih amplop dan memasukkannya ke dalam tas. Tanpa menunggu lebih lama, mereka berdua bergegas menuju pintu belakang, berusaha kabur sebelum pria itu bisa menyusul mereka. (ai/bersambung)