Teka-Teki di Kafe
Arman menatap tajam ke arah Rizal, mencoba membaca wajahnya yang setengah tersembunyi di balik bayang-bayang. Rizal adalah tipe orang yang selalu menyimpan sesuatu, dan Arman tahu bahwa jawaban yang ia butuhkan tidak akan mudah keluar.
“Apa maksudmu, ‘angin besar’? Seberapa dalam kasus ini?” tanya Arman dengan suara rendah, agar tak menarik perhatian.
Rizal meneguk kopinya perlahan, kemudian meletakkan cangkirnya dengan hati-hati di atas meja. “Kau sedang bermain dengan api, Arman. Ada nama-nama besar yang terlibat, orang-orang yang tidak akan segan-segan melakukan apa pun untuk melindungi diri mereka.”
“Kau tahu siapa mereka?” desak Arman.
Rizal tersenyum tipis. “Aku tahu beberapa, tapi sebaiknya kau temukan sendiri. Berita besar ini bisa mengangkat namamu, atau menghancurkan karirmu. Pilihan ada di tanganmu.”
Arman merasakan kegelisahan mulai merambat. Ini bukan lagi sekadar berita biasa, ini adalah sesuatu yang jauh lebih berbahaya. Tetapi sebagai wartawan, ia tahu risiko adalah bagian dari pekerjaan. Ia mengambil napas dalam dan bersiap untuk menggali lebih dalam. (bersambung)
Ilustrasi gambar: internet