DI BALIK setiap nama, ada cerita panjang yang penuh perjuangan. Abdus Syukur atau HM Syukur, adalah salah satu figur yang membuktikan bahwa kerja keras, konsistensi, dan semangat belajar tak kenal waktu dapat membawa seseorang menjadi inspirasi bagi banyak orang. Sosok yang lahir dan besar di Nusa Tenggara Barat (NTB) ini telah mengukir jejak gemilang di dunia jurnalistik, pendidikan, hingga promosi pariwisata.
Abdus Syukur menanamkan semangat belajar sejak dini. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di kampung halaman, Desa Ranggagata, Praya Barat Saya, Lombok Tengah, dengan tekad yang kuat untuk menimba ilmu. Masa sekolah menengahnya penuh dengan aktivitas organisasi, yang mempertemukannya dengan dunia komunikasi dan kepemimpinan.
Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, ia melanjutkan ke tingkat sarjana dan memilih bidang studi yang selaras dengan minatnya di dunia jurnalistik, mendalami komunikasi dan media. Pilihan ini membuka jalan baginya untuk mengembangkan karier sebagai jurnalis.
Dunia jurnalistik membawa Abdus Syukur ke puncak karier sebagai seorang profesional yang dihormati. Ia kini menjabat sebagai Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) NTB dan Wakil Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTB. Sebagai Ahli Pers di Dewan Pers, ia juga menjadi penguji Uji Kompetensi Wartawan (UKW), sebuah peran yang memungkinkannya membantu mencetak wartawan berkualitas di NTB.
Bersama media-media yang yang dikelola dan dimilikinya, seperti Radar Mandalika, lombokexpress.id, dan ntbnow.co, Abdus Syukur tidak hanya menyajikan berita terpercaya tetapi juga menyuarakan isu-isu lokal yang relevan bagi masyarakat. Media-media ini menjadi jembatan informasi yang membantu NTB tumbuh menjadi daerah yang semakin berdaya saing.
Abdus Syukur tidak pernah berhenti belajar. Saat ini, ia sedang menempuh pendidikan Pascasarjana di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, mendalami Hukum Keluarga Islam (HKI). Salah satu karya akademisnya adalah makalah berjudul “Makna Sunnah dan Bid’ah dalam Perspektif Islam”, yang mengupas isu teologis dan hukum Islam dengan perspektif yang mendalam.
Di kampus, HM Syukur tak hanya seorang mahasiswa. Ia adalah inspirasi hidup bagi rekan-rekannya. Semangatnya menunjukkan bahwa menuntut ilmu adalah proses seumur hidup, bukan sekadar fase dalam perjalanan karier.
Selain aktif di dunia jurnalistik dan pendidikan, Abdus Syukur juga merupakan anggota Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB periode 2024-2027. Di sini, ia mengabdikan diri untuk mengembangkan pariwisata berbasis potensi lokal. Ia percaya bahwa NTB, dengan keindahan alam dan kekayaan budayanya, memiliki daya tarik luar biasa. Namun, menurutnya, promosi wisata bukan hanya soal strategi pemasaran, tetapi juga tata kelola yang baik.
Abdus Syukur mendorong inovasi, seperti wisata halal di Lombok dan wisata hiu paus di Sumbawa, yang kini menjadi daya tarik utama wisatawan.
Di tengah kesibukannya, Abdus Syukur tetap meluangkan waktu untuk menulis. Salah satu karyanya adalah cerita bersambung berjudul “Jejak Pena di Ujung Senja”, yang mengisahkan suka duka seorang wartawan senior bernama Taufik. Cerita ini tak hanya menyajikan hiburan, tetapi juga menggambarkan refleksi mendalam tentang kehidupan wartawan dan manusia pada umumnya.
Abdus Syukur adalah contoh nyata bahwa seorang individu dapat memegang peran besar di berbagai bidang sekaligus. Sebagai jurnalis, ia membangun kepercayaan masyarakat. Sebagai akademisi, ia terus menambah ilmu dan membagikannya. Sebagai promotor pariwisata, ia membantu NTB dikenal dunia.
Komitmennya untuk terus belajar dan berkontribusi menjadikan Abdus Syukur sebagai sosok yang “patut” diteladani. Ia adalah bukti bahwa kesuksesan bukan hanya soal pencapaian pribadi, tetapi juga sejauh mana kita dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dengan dedikasi yang tak pernah surut, Abdus Syukur akan terus menjadi pilar penting dalam kemajuan NTB, menjadikannya daerah yang cerdas, mandiri, dan berdaya saing global. (*)
Keterangan Foto:
Abdus Syukur (dokpri)