Ia tidak hanya datang. Tapi ikut menari. Itulah yang dilakukan Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, di Festival Lakey 2025. Di bawah langit Dompu yang cerah, di Pantai Hu’u yang penuh riuh, Miq Iqbal dan istrinya, Sinta, menyatu dalam tarian kolosal Ou Balumba.
Bukan sekadar seremonial. Bukan hanya simbolis. Tapi benar-benar ikut bergoyang mengikuti irama tradisi.
Jumlah penarinya? Tidak tanggung-tanggung: 21.220 orang. Ikut menari juga Ketua BPPD, Sahlan M Saleh, Wakil Ketua Dewantoro Umbu Joka, Sekretaris HL Fatwir. Anggota Ali Muhtasom dan Badrun serta Direktur Eksekutif BPPD, Nurhaedin.
Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) datang, menyaksikan, lalu mencatat. Ini rekor nasional—kalau bukan dunia. Tarian massal terbanyak dari satu kabupaten kecil di ujung timur Pulau Sumbawa.
Mungkin dulu Lakey hanya dikenal di peta selancar dunia. Tapi sekarang? Lakey punya gelombang budaya.
Dan Ou Balumba bukan sembarang tarian. Ia adalah doa. Tentang laut yang membawa berkah. Tentang ombak yang dianggap sakral oleh warga pesisir. Dulu hanya ditarikan dalam upacara. Sekarang, jadi pertunjukan yang penuh makna.
Gubernur bangga. Ia sampaikan langsung di malam puncak.
“Sudah bagus. Tapi tahun depan harus lebih bagus,” katanya—dengan gaya khasnya yang tenang, tak banyak gaya, tapi penuh isi.
Miq Iqbal memang punya sejarah dengan Lakey. Saat kampanye dulu, ia dua kali ke sini. Tapi ini kunjungan pertamanya sebagai gubernur.
Dan ia ingin memberi kesan.
Ia ucapkan selamat pada Bupati Dompu, Bambang Firdaus, dan wakilnya, Syirajuddin. Tapi lebih dari itu, ia mengajak semua warga Dompu untuk terus menjaga semangat gotong royong dan cinta budaya.
Karena festival seperti ini bukan sekadar hiburan. Tapi pembuktian: bahwa daerah kecil pun bisa bikin gebrakan besar—asal punya semangat.
Dan ternyata, semangat itu bisa menular. Bahkan ke seorang gubernur. Yang tidak datang untuk memberi sambutan panjang lebar. Tapi ikut menari. (red)
Keterangan Foto:
Gubernur Miq Iqbal ikut menari tarian Ou Balumba. (dok bppd)