Menyesali Handphone Senyap

MALAM Selasa. Hening. Pulas. Badan serasa penat sangat. Maklum seharian penuh, bolak balik, antre di beberapa poli dan berakhir di Admisi untuk pendaftaran rawat inap (operasi) di rumah sakit Provinsi NTB. Berjibaku melengkapi  administrasi medis adik yang akan menjalani operasi besar Operasi Mium Kista Selasa pagi.

Terjaga jelang subuh. Tak sempat buka hape. Sepulang subuhan. Ada panggilan tak terjawab. Pukul 00.12 Wita. Pasti ada yang penting dari si penepon. Tertera nama H Tony.
“Maaf pak haji (Almarhum Tony Edi Wibowo), nelpon tadi atau salah pencet.” Tak direpons. Beberapa menit kemudian mengalir pemberitahuan di WAG PWI NTB 2020-2025. Pemred Radar Lombok, Sigit Lelono memposting:
“Innalillahi Wainnailaihirojiun…..Barusan Dapat Kabar Duka….Senior Kita H Toni Eko Wibowo, Telah Mendahului Kita Semua…..Mohon Urun Rembuk Utk Membantu Keluarga Beliau Yg Skrg Sedang Kebingungan, Apakah Mau Dimakamkan di Lombok Atau Dibawa Pulang ke Jawa…..”

Deg… Dada serasa sesak, sedih menyelimuti. Satu per satu pesan mengalir, saling merespon. Bermunajad, mendoakan almarhum husnul khotimah.

“Innalillahi Wainna Ilaihi rojiun. Semoga sahabatq H.Toni Wibowo husnul khotimah diterima segala amal diampuni segala khilaf. Al Fatehah. Di Sumbawa bersama kami UKW…AL Fatehah.” Pesan berantai itu datang lagi dari ketua PWI Nasrudin.
Pesan duka senada, deras dari rekan rekan (wartawan se Nusa Tenggara Barat).

Ya, satu lagi teman wartawan berpulang. H Tony Edi Wibowo, Senin (18/7). Wartawan senior. Berintegritas dan penuh dedikasi sampai akhir hayat.

Mengawali karier di Harian Lombok Post kemudian mengawal Radar Bima bersama almarhum H Munawarun, lalu bekarier di Radar Lombok sebagai Pemred dan terakhir ombusman.

Pengabdian tanpa henti.  Didapuk sebagai pengurus PWI, Pak Haji Tony biasa kami panggil, tak pernah menolak tugas yang diberikan. Termasuk sampai jelang akhir hayatnya. Mengawal 21 wartawan Se-NTB yang mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) sampai kompeten di bidangnya. UKW itu berlangsung di Hotel Sumbawa Grand,15-16 Juli 2022. Almarhum bekerja keras dibantu putrinya dan panitia sampai tuntas dan ditutup Gubernur Bang Zul.

Perihal itu pula yang disampaikan isterinya ketika kami melayat ke rumah duka di Jalan Toba 09 Tanjungkarang Permai Mataram, Perumnas, Selasa Pagi (19/7).  Almarhum kecapean setelah pulang dari UKW di Sumbawa. “Awalnya beliau tidak mau ke rumah sakit. Tapi karena dilihat drop akhirnya dilarikan ke rumah sakit Kota Mataram malam Selasa. Kata dokter beliau sudah tiada saat dalam perjalanan ke rumah sakit,” tuturnya.

Ini cerita isteri almarhum yang menyesakkan dada sekaligus mengundang sesal yang membuncah.

“Saya yang telpon pak haji. Saya mau tanyakan prosedur pemulangan jenazah ke Jawa,” aku isteri almarhum.

Saya hanya bisa terdiam dan merasa bersalah karena tidak merespon panggilan. Malam hari jarang on kan nada dering alias senyap. Maafkan saya pak haji, saya membatin di depan jenazah.

Almarhum  wartawan senior yang mengayomi dan selau menjaga independensi.  Sosok wartawan andal, mumpuni, dan guru bagi rekan rekan wartawan pemula. “Beliau guru pertama saya menulis berita,” kata salah seorang wartawan.

Santun dan bertanggung jawab. Ini salah satu buktinya. Pesan terakhir almarhum kepada rekan rekan wartawan dan panitia, penguji UKW Sumbawa yang diforward Ketua PWI NTB di WA Group PWI Selasa (19/7/2022):

“Assalamualaikum rekan2 semua, alhamdulillah saya sudah sampai di Mataram.
Terimakasih kepada Ketua PWI Sumbawa Mas Zaenudin  beserta semua jajaran  panitia UKW Sumbawa, Ketua PWI NTB pak Nasrudin, para penguji pak Dwikora, pak Kadirah,  mas Rudy Hidayat dan pak Agus Eriyana dan seluruh peserta UKW.
Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada semua pihak bila ada kekurangan saya selaku Admin NTB  dalam melayani dan mendukung  terlaksananya UKW di Sumbawa.
Dalam pandangan saya, pelaksanaan UKW di Sumbawa ini luar biasa dinamikanya, terutama ketika mempersiapkan administrasi calon peserta. Hanya kurang dari satu minggu berkas calon peserta dapat dirampungkan kendati sempat memunculkan perdebatan sengit, terutama soal berkas akte notaris.
Panitia PWI Sumbawa begitu kompak saling mendukung demi terlaksananya UKW ini. Semoga UKW di Sumbawa bisa jadi contoh pelaksanaan UKW di daerah lain. 👍👍👍

Selamat jalan sahabat dan teman seprofesiku. “Titip salam” untuk para senior yang telah mendahului kami di alam sana. Ucapan duka terus mengalir, bersama “Donasi Duka” dari para wartawan untuk menyambung asa dan rasa bahwa kita bersaudara. (has)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *