Oleh KH Abdul Hakim*
Republik Finlandia dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia yang menekankan pada pengembangan holistik siswa dan guru, sehingga dalam banyak hal bisa menjadi contoh bagi sistem pendidikan di Indonesia.
Pendidikan di Finlandia menempatkan siswa sebagai prioritas utama dan mendorong pengembangan mereka secara keseluruhan. Pendekatan yang inklusif dan merata serta kurikulum yang luas dan beragam membuat sistem pendidikan di negara ini menjadi salah satu yang terbaik di dunia.
Pendidikan di negara ini berfokus pada pengembangan siswa secara keseluruhan dengan menekankan pendekatan inklusif, yaitu memberikan pendidikan yang merata bagi semua siswa, tanpa memandang latar belakangnya. Lebih dari itu, Pemerintah Finlandia memberikan pendidikan gratis, dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai S3.
Siswa yang membutuhkan dukungan tambahan, seperti siswa dengan kebutuhan khusus atau yang berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang sulit dipastikan menerima dukungan khusus dari negara.
Informasi dari berbagai sumber menyebutkan, Finlandia sendiri merupakan sebuah negara yang terletak di Eropa Utara dengan luas wilayah sekitar 338.000 kilometer persegi. Negara dengan populasi hanya sekitar 5,5 juta orang ini beribukota di Helsinki yang juga merupakan kota terbesar di negara itu.
Negara itu tergolong maju secara teknologi dan ekonomi, dengan industri seperti teknologi informasi, telekomunikasi, dan logistik menjadi sektor utama perekonomiannya. Negara ini juga terkenal dengan keindahan alamnya, termasuk hutan dan puluhan danaunya yang terpelihara dengan baik.
Finlandia memiliki iklim sedang dengan suhu rata-rata di musim panas berkisar antara 15-25 derajat Celsius, sementara di musim dingin bisa turun di bawah 0 derajat Celsius. Bahasa resmi di negara ini adalah bahasa Finlandia, dan bahasa Swedia juga diakui sebagai bahasa resmi di negara ini.
Negara yang relatif damai dan stabil ini memiliki perbatasan darat dengan Swedia di barat, Norwegia di utara, dan Rusia di timur, sedangkan batas lautnya adalah Laut Baltik di barat daya, Teluk Finlandia di selatan, dan Teluk Bothnia di barat.
Finlandia termasuk negara Nordik, yaitu negara-negara yang secara geografis terletak di bagian Timur Eropa dan Samudera Atlantik Utara. Negara-negara Nordik yang terletak di semenanjung Skandinavia itu adalah Finlandia, Norwegia, Swedia dan Denmark, dan Islandia.
Negara-negara Nordik ini memiliki banyak kesamaan dalam cara hidup, agama, sejarah, penggunaan bahasa Skandinavia serta struktur sosial. Meskipun demikian, setiap negara Nordik memiliki model ekonomi dan sosial serta sistem pendidikannya sendiri.
Finlandia adalah negara dengan mayoritas Kristen dimana 67,8 persen dari 5,5 juta total populasi adalah anggota Gereja Lutheran Injili Finlandia (Protestan), 29,4 persen tak berafiliasi, 1,1 persen Kristen Ortodoks, 0,9 persen kristen lainnya dan 0,8 persen menganut agama lainnya seperti Islam, Hindu, Buddha, dan Yahudi.
Pajak tinggi, tapi rakyat puas
Pajak di Republik Finlandia secara umum termasuk tinggi, tetapi rakyat puas karena pelayanan Pemerintah tergolong prima, di antaranya berupa pendidikan serta layanan kesehatan dan transportasi umum yang gratis. Bahkan rakyat menerima tunjangan perumahan.
Khusus pada level pendidikan dasar, target pendidikan di Finlandia adalah pembentukan karakter dan keperibadian anak, termasuk bagaimana supaya anak senang belajar dan menemukan cara belajar yang pas sesuai dengan bakat dan minatnya.
Finlandia tidak memiliki ujian standar nasional yang ketat. Sebaliknya, evaluasi siswa dilakukan melalui penilaian berkelanjutan dan penilaian formatif yang dilakukan oleh guru. Ini memungkinkan siswa berkembang secara keseluruhan dan tidak hanya dituntut untuk mencapai nilai yang tinggi dalam ujian tertentu.
Di negara ini tidak pernah ada anak yang tinggal kelas, dan progres pertumbuhan keperibadian anak dilaporkan kepada orang tua secara berkala. Dalam kaitan ini, kerjasama antara guru dan orangtua dalam mendidik anak dilakukan secara seksama.
Berikut beberapa keungggulan sistem pendidikan di Finlandia. Pertama, pendidikan di Finlandia lebih fokus pada proses pembelajaran daripada hasil tes atau ujian. Kedua, kurikulum pendidikan dirancang untuk memenuhi kebutuhan individu siswa dan memungkinkan mereka untuk belajar dengan cara yang berbeda-beda.
Ketiga, guru di Finlandia memiliki kualifikasi yang tinggi dan mereka diberikan kebebasan untuk merancang kurikulum dan metode pembelajaran. Kempat, pendidikan di Finlandia sering menggunakan pendekatan berbasis proyek yang memungkinkan siswa untuk belajar secara aktif dan mandiri. Kelima, Finlandia tidak memiliki tes standar nasional, sehingga siswa tidak terlalu stres dengan ujian dan dapat fokus pada pembelajaran.
Kemudian, jika dibandingkan dengan sistem pendidikan di Indonesia, krikulum di Indonesia lebih rigid dan terstruktur, dengan fokus pada hasil tes dan ujian. Pendidikan di Indonesia juga sering lebih fokus pada teori daripada praktik, sehingga siswa kurang memiliki kesempatan untuk belajar secara aktif dan mandiri.
Perlu penyesuaian dan inovasi
Tapi perlu dicatat bahwa Republik Finlandia dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat bunuh diri yang relatif tinggi di kalangan remaja dan dewasa muda, bahkan menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Finlandia memiliki tingkat bunuh diri yang lebih tinggi dibandingkan di negara-negara lainnya di Eropa.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingginya tingkat bunuh diri di Finlandia yaitu, pertama, negara itu memiliki musim gelap yang panjang selama musim dingin, sehingga faktor musim ini dapat mempengaruhi mood dan kesehatan mental penduduk.
Kedua, Finlandia memiliki populasi yang relatif kecil dan tersebar, sehingga dapat menyebabkan warga seperti terisolasi secara sosial dan sering merasa kesepian. Ketiga, Finlandia memiliki standar hidup yang tinggi dan tekanan untuk mencapai kesuksesan yang besar sehingga dapat menyebabkan stress dan kecemasan.
Last but not least, Finlandia dikenal sebagai salah satu negara yang paling sekuler di dunia. Banyak penduduk Finlandia yang tidak memiliki afiliasi agama atau tidak mempraktikkan agama secara aktif.
Maka, Pemerintah Finlandia dan organisasi kesehatan di negara itu terus berupaya meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan penduduk, seperti dengan menyediakan layanan kesehatan mental yang lebih baik dan meningkatkan kesadaran tentang perlunya kesehatan mental dan spiritual.
Terlepas dari kekurangannya, sistem pendidikan di Finlandia memiliki banyak keunggulan yang dapat dijadikan contoh bagi Indonesia. Namun perlu diingat bahwa setiap negara memiliki konteks dan kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga bagi Indonesia perlu adanya penyesuaian dan inovasi yang tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan menuju “Indonesia Emas 2045”.
*KH Dr Ir Abdul Hakim MM adalah anggota DPD-RI 2024-2029. Tulisan ini adalah hasil dari kunjungan pribadi Abdul Hakim ke Finlandia belum lama berselang.
Keterangan Foto:
KH Dr. Ir. Abdul Hakim, MM. (Foto: Dok. pribadi)